Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Saya Enggak Mungkin Jadi Wakil Presiden, apalagi Presiden

Kompas.com - 27/08/2015, 18:22 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat menjadi pemateri dalam seminar yang digelar Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kamis (27/8/2015), Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mengungkapkan kekagumannya kepada Presiden Joko Widodo. Luhut memuji Jokowi sebagai seorang tokoh yang menggunakan kebaikan hati dalam memimpin.

"Leadership (kepemimpinan) itu simpel. Intinya keteladanan, knowledge, hatinya dia. Pemimpin tanpa hati bisa membikin rusak. Saya tidak katakan yang besar-besarkan Jokowi, tetapi Jokowi punya kriteria ini," kata Luhut.

Pria yang juga menjabat Kepala Staf Kepresidenan ini mengaku yakin bahwa kepemimpinan Jokowi bisa membawa Indonesia lebih baik, termasuk keluar dari situasi ekonomi yang diwarnai krisis.

"Karena di negeri ini butuh kehadiran pemimpin yang membawa hatinya, tidak sekadar lips service (manis di mulut)" kata Luhut.

Menurut Luhut, kondisi perekonomian Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi tadi naik hingga mencapai hampir 2,5 persen atau lebih tinggi dari rata-rata negara lain di Asia Tenggara.

Luhut juga mengklaim tim ekonomi yang baru berhasil membangun koordinasi lebih baik di internal kabinet maupun dengan lembaga keuangan lainnya. "Koordinasi dengan bank sentral itu cukup bagus, tertib, apalagi sekarang masuk Pak Darmin, Pak Rizal, apalagi Pak Rizal itu suka genit-genit sedikit, tetapi okelah. He's smart (dia pintar) dan banyak inisiatif," kata Luhut.

Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa pemerintah tidak menganggap enteng situasi ekonomi dunia yang melemah. Pemerintah pun menyadari perlunya mengantisipasi imbas dari pelemahan ekonomi dunia tersebut.

Pada akhir pernyataannya, Luhut menyebut keberadaannya dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla semata-mata untuk mengabdi kepada negara. Mantan Komandan Pusat Pendidikan Kopassus ini mengaku tidak pernah berambisi untuk melangkah maju menjadi wakil presiden atau seorang presiden.

"Saya enggak punya interest (ketertarikan untuk itu), saya enggak mungkin jadi Wakil Presiden, apalagi Presiden?" ucap Luhut.

Seminar yang digelar AIPI dan LIPI ini bertajuk "Membaca 70 Tahun Indonesia Merdeka : Tantangan Menuju Negara Demokrasi Berkeadilan Sosial". Selain Luhut, hadir sejumlah tokoh sebagai panelis, yakni Ketua Umum AIPI SH Sarundajang, mantan Menteri Perhubungan yang juga ekonom Emil Salim, dan sejarawan yang juga mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Azyumardi Azra. Hadir pula Deputi Sekretariat Wakil Presiden Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintah.

Para panelis secara umum berbicara mengenai pandangannya akan kondisi Indonesia setelah 70 tahun merdeka dan langkah apa yang perlu dilakukan ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com