Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbekal Barang Bekas, Dua Siswi SD Ini Jadi Peserta Termuda di Lomba Inovasi LIPI

Kompas.com - 27/08/2015, 17:27 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Hanya berbekal barang sederhana dan bekas pakai, Hanun Dzatirrajwa (8) dan Izza Aulia Putri Purwanto (9) menjadi peserta termuda dalam ajang National Young Inventor Awards 2015. Karya kedua siswi itu terpilih dari 400 karya penelitian pada babak penyisihan lomba, yang mayoritas diikuti oleh siswa-siswi SMP dan SMA.

Inovasi dari kedua siswi belia itu lahir dari sesuatu yang sederhana. Mereka membuat alat bantu tetes mata yang dinamakan Helper Mirror. Alat ini digunakan untuk membantu penggunanya meneteskan obat mata tepat pada titik mata yang sakit. Keunggulannya, alat ini dapat digunakan dalam kondisi gelap dan terang karena dilengkapi dengan lampu kecil.

Ide tersebut muncul pertama kali ketika Hanun pernah mengalami sakit mata. Pada saat mencoba meneteskan obat mata, ia merasa kesulitan karena obat mata yang tertetes sering meleset dari titik mata yang sakit. Hal yang sama juga dialami oleh orang-orang di sekitar Hanun dan Izza.

"Akhirnya dia manfaatin barang bekas, dia ajak ayahnya, 'Ayo, Yah, kita bikin-bikin.' Barang bekas yang ada di rumah dimanfaatin aja," ujar Dyah Ahsina Fahriati, ibu Hanun, saat ditemui di Gedung Widyagraha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Hanun tak sendirian, ia dibantu oleh sepupunya, Izza. Keduanya memutuskan untuk memanfaatkan cermin rautan pensil yang mereka beli di sekolah untuk percobaan pertamanya. Sayangnya, percobaan ini gagal.

"Menggunakan kaca kecil dengan meneteskan obat mata masih sulit karena masih harus menggunakan dua tangan," ujar Hanun.

Keduanya pantang menyerah dan memperbaiki alat tersebut. Lagi-lagi mereka memakai barang bekas, yakni tutup botol minum yang mereka pakai saban hari ke sekolah. Cermin ditempel di atas tutup botol minum tersebut. Lubang tutup botol minum digunakan sebagai tempat untuk meletakkan obat tetes mata.

Untuk penerangan dalam gelap, Hanun dan Izza mengombinasikan tutup balpoin dengan lampu light-emitting diode (LED). Cermin dengan kaca datar dari rautan pensil dibuang karena jarak pandang mata jauh. Sebagai gantinya, digunakanlah cermin cekung.

Hasilnya? Ternyata gagal lagi. Cermin cekung menghasilkan bayangan semakin jauh. Maka digantilah dengan cermin cembung yang dibeli dari toko aksesori kendaraan.

"Pas pakai cermin cembung, ternyata bisa dapat bayangan yang dekat dan membantu kami meneteskan obat mata," ujar Izza.

Melihat karya putrinya membuahkan hasil, ayah Hanun, Miftakhul Falah, mengajak mereka untuk ikut lomba inovasi muda yang digelar LIPI. Tanpa ragu, kedua bocah itu mengikutsertakan karya mereka dalam ajang tersebut.

Tak disangka, karya Hanun dan Izza itu terpilih dari ratusan karya yang diajukan pada babak penyisihan lomba. Keduanya berhak mengikuti lomba dan pameran yang digelar di Gedung Widyagraha LIPI, Jakarta, 25-27 Agustus 2015. Selain menjadi peserta termuda, keduanya merupakan satu-satunya peserta yang berasal dari sekolah dasar.

Miftakhul merasa senang dan puas atas dukungan sekolah dan LIPI selama keduanya mengikuti lomba ini. Tidak hanya memberikan dispensasi dan membantu melengkapi administrasi lomba, sekolah mereka juga memberikan dana bagi kedua siswi tersebut. Adapun LIPI menyediakan akomodasi selama di Jakarta.

NYIA merupakan salah satu ajang lomba inovasi yang diselenggarakan oleh LIPI setiap tahun sebagai upaya untuk mengembangkan dan mewadahi kemampuan generasi muda Indonesia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Lomba ini terdiri dari 2 jenis, yaitu NYIA dan Lomba Karya Ilmiah Remaja.

Dalam ajang tahun ini, terdapat 93 tim dari sejumlah SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia yang berhasil lolos mengikuti pameran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com