Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips untuk Jemaah Haji Agar Tetap Fit Selama di Tanah Suci

Kompas.com - 25/08/2015, 04:15 WIB

MEKAH, KOMPAS.com -  Di tengah cuaca ekstrem Arab Saudi yang sangat panas dengan suhu udara mencapai angka di atas 40 derajat celcius, jemaah haji Indonesia harus pintar-pintar menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Dengan demikian, jemaah bisa menjalankan puncak proses haji, yaitu wukuf di Arafah.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) 1436H/2015M, Dr Mawardi Edy, ketika ditemui di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Mekah, Senin (24/8/2015), sekitar 40-60 persen merupakan jemaah dengan kategori berisiko tinggi. Tidak hanya berusia 60 tahun ke atas, sebagian besar jemaah juga memiliki riwayat penyakit sebelum datang ke tanah suci.

Oleh karena itu, ia membagi kiat dan  bersama tim kesehatan berupaya mengedukasi jemaah agar tetap fit selama waspada dengan cuaca ekstrem di Arab Saudi.

"Pertama, jangan memaksakan diri. Kendalikan aktivitas, jangan sampai kelebihan aktivitas," ujar dokter yang sehari-hari bertugas di Pusat Kesehatan Haji di Jakarta.

Biasanya jemaah haji yang datang, terlalu bersemangat untuk ibadah. Melakukan berbagai kegiatan yang disunnahkan, seperti shalat arbain, tadarusan dan itikaf di masjid Nabawi maupun Al-Haram, sehingga lupa menjaga kesehatan mereka. Padahal, yang terpenting adalah menjaga kondisi agar tetap fit sampai puncak haji di Arafah.

"Ibarat mobil yang memiliki kecepatan maksimal 120 km/jam, namun dipacu 140 km/jam, ya jebol juga," ujar Edy yang sudah bertugas selama tiga kali sebagai tenaga kesehatan haji di Arab Saudi.

Ia mengatakan, rata-rata denyut nadi maksimal seseorang 200 per menit dikurangi usia masing-masing. Namun, denyut nadi maksimal tersebut hanya bisa dicapai biasanya oleh orang yang terlatih kebugarannya seperti atlet dan tentara. 

Karena itu, jemaah dianjurkan melakukan olahraga secara rutin sebelum berhaji agar daya tahannya terhadap kelelahan meningkat.

"Kedua, banyak minum air zam-zam dan makan kurma, seperti yang disunnahkan Nabi Muhammad SAW," kata Edy. 

Air minum biasa maupun air zam-zam memiliki khasiat untuk menekan dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi, kata dia, bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit. Edy mengimbau agar jemaah meminum air paling sedikit dua liter per hari atau bahkan lebih di tengah suhu yang sangat panas di Mekah maupun Madinah.

"Tanda-tanda orang terkena dehidrasi antara lain disorientasi dan susah fokus, dan dalam tingkat tertentu akan tampak seperti orang kena gangguan jiwa" ujarnya. Karena itulah, diperkirakan akibat dehidrasi, banyak jemaah tersesat dan nyasar ketika pulang ibadah.

Hal ketiga yang harus diperhatikan jemaah agar tetap sehat selama di Tanah Suci adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS). "Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sesering mungkin," ujar Edy.

Apalagi bahaya sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) CoV dan Ebola juga mengintai jemaah. PHBS bisa menekan kemungkinan ancaman kedua penyakit tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan 'Vina Cirebon'

Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com