BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengingatkan tentang rendahnya serapan anggaran belanja modal hingga Agustus 2015 yang baru mencapai 20 persen. Jokowi meminta agar belanja modal ditingkatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah krisis global.
"Kalau kita lihat sekarang ini ada problem di serapan dan belanja anggaran baik di APBN, APBD provinsi, kabupaten/kota, dan BUMN. Maka dari itu, inilah kita bertemu dan mencari jalan keluar," ujar Jokowi di hadapan para pimpinan kepolisian daerah, kejaksaan tinggi, hingga kepala daerah dan para menteri Kabinet Kerja dalam rapat koordinasi di Istana Bogor, Senin (24/8/2015).
Kepala Negara menyebutkan, hingga akhir Agustus, belanja modal baru sebesar 20 persen. Menurut Jokowi, belanja modal ini memegang peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi juga diyakini dapat menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
Ia mengatakan, selain pemerintah pusat, dorongan dari berbagai elemen akan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang turun menjadi 4,6 persen pada kuartal II-2015.
"Pertumbuhan ekonomi yang baik ditopang oleh banyak hal, yaitu oleh APBN, oleh APBD, BUMN, dan juga instansi swasta. Artinya, kalau spending government baik di APBN, APBD, belanja di BUMN, belanja swasta nasional dan asing bisa bergerak, itulah yang akan berikan pertumbuhan pada ekonomi," kata Jokowi.
Jokowi menyadari bahwa kelesuan perekonomian Indonesia terjadi karena adanya tekanan dari eksternal, seperti krisis Yunani, rencana kenaikan suku bunga The Fed, devaluasi mata uang Yuan, hingga ketegangan Korea Selatan dan Korea Utara. Namun, ia mengklaim bahwa kondisi Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan tantangan yang dihadapi negara-negara lain.
"Maka dari itu, semuanya harus punya pemikiran yang sama, kepatuhan terhadap garis yang nantinya kita sampaikan. Semua harus sama. Jangan sampai nanti sudah ada garis, malah melakukan hal di luar garis," ungkap Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.