Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Ada 10 Daerah Rawan Konflik Saat Pilkada, Bisa Lebih

Kompas.com - 11/08/2015, 20:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memprediksi bahwa daerah yang rawan konflik saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Indonesia tidak terjadi lebih dari 10 daerah.

"Kalau kita mencermati (dinamika politik) lima tahun lalu, tidak sampai 10 daerah lah yang rentan konflik," ujar Tjahjo di kompleks PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (11/8/2015).

Sepuluh daerah yang dimaksud itu berada di Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan wilayah Sumatera. Kendati demikian, Tjahjo menilai bukan tidak mungkin jumlah daerah yang rawan konflik akan bertambah.

Hal yang menjadi faktor penyebab rentannya konflik adalah dualisme kepengurusan beberapa partai. Faktor itulah yang menurut Tjahjo harus jadi perhatian aparat keamanan. "Kepolisian harus mencermati dualisme parpol dan dampaknya di daerah," ujar Tjahjo.

Soal antisipasi kisruh dalam Pilkada serentak itu sendiri, Tjahjo sudah berkoordinasi dengan Polri. Pertama, Tjahjo sudah memberikan pengarahan soal persiapan Pilkada serentak kepada seluruh Kapolda dan Kapolres se-Indonesia.

Kedua, Tjahjo juga telah bertukar peta rawan konflik dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. Dengan pertukaran itu, masing-masing diharapkan saling melengkapi informasi dan dapat segera dilakukan rencana antisipasi.

Ketiga, pihaknya, Polri dan TNI telah memiliki standar pengamanan. "Tiap TPS harus ada pengamanan. Kalau enggak polisi, ya Satpol PP. Kalau tidak cukup, kita minta bantuan TNI," ujar Tjahjo.

Tidak hanya di TPS, pengamanan Polri dan TNI juga difokuskan pada saat penghitungan suara. Momen penghitungan suara, menurut Tjahjo, dapat menimbulkan ketidakpuasan massa pendukung. "Yang seperti-seperti itu harus dikoordinasikan dengan baik," ujar Tjahjo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com