Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Giliran Aisyiyah Pilih Ketua Umum Periode 2015-2020

Kompas.com - 06/08/2015, 14:35 WIB
Dani Prabowo

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com – Ketua Panitia Pemilihan pada Muktamar Aisyiyah, Mahsunah mengatakan, sebanyak 1.751 muktamirin Aisyiyah menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketua umum periode 2015-2020.

Anggota muktamirin itu berasal dari anggota muktamar wilayah dan daerah serta 22 anggota PP Aisyiyah.

“60 bilik suara disediakan panitia pemilihan untuk memperlancar jalannya pemilihan,” kata Mahsunah dalam keterangannya, Kamis (6/8/2015).

Proses pemilihan yang dijadwalkan berlangsung pukul 08.00 WITA hingga 14.00 WITA itu berjalan lebih cepat. Sekitar pukul 12.00 WITA proses pemilihan sudah berakhir. Kini, panitia tengah menghitung perolehan suara.

Humas Muktamar Aisyiyah Hajar NS mengatakan, ada perbedaan di dalam pemilihan ketua umum di Aisyiyah dan Muhammadiyah. Di Muhammadiyah, muktamirin langsung memilih 13 calon ketua umum. Adapun di Aisyiyah, muktamirin memilih 7 orang yang akan ditunjuk sebagai anggota formatur.

“Nanti malam, ketujuh orang itu akan menggelar rapat musyawarah untuk menentukan enam orang lain yang akan masuk ke dalam kandidat calon ketua umum,” ujarnya.

Hasil rapat nanti malam, kata dia, akan diumumkan pada sidang pleno yang akan digelar Jumat (7/8/2015). Setelah itu, ke-13 orang yang telah diumumkan akan kembali musyawarah untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com