"Pihak istana yang meminta karena Presiden Joko Widodo bisa tiga atau empat kali ke sana dalam setahun. Tempat itu digunakan untuk bekerja dan lebih dekat dengan masyarakat," ujar Tedjo di sela diskusi bertema "Suara untuk Papua" di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (29/7/2015).
Tedjo melanjutkan, lokasi rumah singgah ini masih dalam kajian tim khusus, tetapi yang jelas tidak akan semewah tempat bekerja lainnya untuk Presiden, semisal Istana Bogor.
"Yang penting bagaimana Presiden bisa dekat dengan rakyat dan masyarakat mudah untuk bertemu dengan beliau," ujarnya.
Mengenai keamanan Presiden selama di sana, Tedjo mengatakan tidak ada masalah karena Presiden Joko Widodo dinilainya dicintai oleh warga Papua.
Hal tersebut telihat dari tingginya suara warga Papua untuk Presiden ketika Pemilu 2014. "Dukungan terbesar justru datang dari Papua," kata Tedjo.
Selain itu, menurut dia, Presiden Joko Widodo secara pribadi juga tidak pernah mencemaskan keamanannya selama di Papua.
"Selama ini Bapak Presiden selalu turun dekat dengan warga Papua. Beliau tidak pernah merasa ada hal yang mengancam dirinya di sana," tutur Tedjo dalam diskusi yang juga dihadiri oleh mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina sekaligus mantan Panglima Kodam VII/Trikora Johny Lumintang itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.