Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Polisi Dituntut Memiliki "Dua Wajah"

Kompas.com - 04/07/2015, 06:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menyadari bahwa kerap ada jarak antara Polri dan masyarakat. Menurut dia, hal tersebut karena kurangnya komunikasi yang baik dari Polri kepada masyarakat.

"Kalau polisi tidak mau komunikasi dengan masyarakat, ya tidak bisa. Nanti apa pun yang dilakukan polisi tidak ada dukungan," kata Badrodin, Jumat (3/7/2015) malam.

Hal tersebut disampaikannya saat silaturahim dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan perwakilan dari kelompok masyarakat. Seorang tamu undangan pun menyelutuk. "Tapi, polisi galak-galak," kata dia.

Sontak ruangan tersebut dipenuhi tawa, tak terkecuali Badrodin. Mendengar ucapan tersebut, Badrodin mengatakan bahwa polisi dituntut memiliki dua wajah.

"Polisi wajahnya ada dua. Polisi harus ramah, berwajah senyum kalau melayani masyarakat. Tapi, polisi harus galak kalau polisi melakukan penegakan hukum," kata Badrodin.

Badrodin menyadari bahwa komunikasi yang dibangun Polri dengan masyarakat sangat terbatas. Jika masyarakat dihampiri polisi, terkesan orang tersebut telah melakukan pelanggaran hukum.

"Rasanya kalau mendekati masyarakat, ada tindakan hukum. Ini ke sini namu nangkep, ke sini mau razia," ujar dia.

Badrodin mengatakan, tugas yang dihadapi Polri ke depan cukup berat sehingga butuh dukungan penuh dari masyarakat. Salah satu bentuk dukungan itu, kata dia, yaitu tidak melakukan pelanggaran hukum.

"Senjata polisi tidak hanya pistol, gas air mata, tapi dukungan masyarakat," kata Badrodin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com