Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Bebaskan 166 Masyarakat Adat yang Ditahan

Kompas.com - 25/06/2015, 15:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo akan membebaskan 166 orang masyarakat adat yang ditahan karena konflik agraria. Pembebasan akan dilakukan setelah satuan tugas (satgas) masyarakat adat dibentuk oleh pemerintah dalam waktu dekat.

"Presiden bilang segera akan di-review, akan dikelompokkan, dikategorikan, supaya Presiden dengan landasan kuat membebaskan mereka," ujar Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Abdon Nababan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/6/2015).

Abdon mengatakan, saat ini ada 166 orang masyarakat adat yang ditahan, paling banyak berada di Sumatera dan Sulawesi. Mereka ditahan karena dianggap melawan izin pemerintah atau dianggap menentang pembangunan.

Padahal, menurut Abdon, mereka adalah korban. Para pelapornya tak hanya perusahaan-perusahaan tambang yang memiliki hak penggunaan lahan, tetapi juga taman nasional.

"Ada sembilan orang yang ditahan di Bengkulu dan lainnya (karena dilaporkan taman nasional)," ujar Abdon.

Presiden Jokowi, lanjut dia, mengaku tidak keberatan untuk membebaskan mereka. Namun, Jokowi meminta agar satuan tugas yang nantinya dibentuk mengkaji terlebih dulu kasus per kasus yang ada untuk selanjutnya memberikan rekomendasi kepada Presiden soal langkah yang bisa diambil selanjutnya.

"Nanti dilihat, (mekanisme pembebasan) apakah amnesti, grasi, abolisi. Makanya ini salah satu tugas satgas sehingga presiden tidak salah (memutuskan)," imbuh Abdon.

Sementara itu, pembentukan Satgas sudah dalam tahap finalisasi. Abdon yakin setelah dua kali pertemuan dengan pihak Istana, draft keputusan presiden soal pembentukan satgas itu akan tuntas.

"Kami berharap saat festival masyarakat adat pada 9 Agustus mendatang, Presiden hadir dengan membawa kado berupa satgas itu," ucap Abdon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com