Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 WNI ABK Kapal Orkim Berhasil Diselamatkan dengan Kondisi Baik

Kompas.com - 19/06/2015, 15:12 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan keberadaan kapal minyak Orkim Harmony yang disandera perompak di perairan Malaysia sudah diketahui. Lima anak buah kapal yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) pun berhasil diselamatkan.

"Sekarang kapal sudah ketemu 5 ABK kita alhamdulillah selamat tapi satu terluka," ujar Retno di Istana Kepresidenan, Jumat (20/6/2015).

Retno mengaku WNI yang terluka itu sudah dirawat. Pihak keluarga pun sudah diberikan informasi oleh KBRI Indonesia di Malaysia. "Sudah dalam kondisi, alhamdulillah, dalam kondisi baik," ucap Retno.

Dia mengungkapkan posisi kapal saat ini berada di Kuantan, Malaysia sehingga seluruh proses penegakan hukum akan dilakukan oleh aparat negeri Jiran tersebut. Upaya pembebasan ABK kapal dilakukan oleh satu kapal Angkatan Laut Malaysia. Kapal itu membuntuti kapal minyak Orkim Harmony yang dibajak oleh sejumlah perompak di lepas pantai Singapura, Kamis (11/6/2015) pekan lalu.

Angkatan Laut Malaysia mengerahkan kapal KD Terengganu dan petugas menjalin komunikasi dengan nahkoda kapal melalui radio pada Kamis (18/6/2015).

Kepala Staf Angkatan Laut Malaysia Laksamana Tan Sri Abdul Aziz Jaafar, mengatakan, jumlah komplotan yang sudah terlihat di kapal ada sekitar delapan orang. Namun, nahkoda tidak membolehkan kapal Angkatan Laut Malaysia mendekat.

Dikatakan, mereka antara lain bersenjata parang dan senapan. Dalam pernyataannya, Tan Sri Abdul Aziz Jaafar menuturkan, perompak berbicara dalam bahasa Melayu dengan aksen Indonesia.

Baca juga: Malaysia Kejar Kapal Tanker yang Dibajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com