Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Habis jika Tak Ikut Pilkada Serentak

Kompas.com - 14/06/2015, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Partai Golkar harus bisa mengikuti pemilihan kepala daerah serentak yang dijadwalkan digelar pada Desember 2015. Tanpa partisipasi dalam pilkada serentak, Golkar berpotensi ditinggalkan oleh masyarakat pemilih.

"Pokoknya, muaranya, kami (Partai Golkar) bisa mengikuti pilkada (serentak) yang akan datang. Pendaftaran (calon kepala daerah) itu pada 26-28 Juli (2015). Itu lebih kurang 1,5 bulan lagi," kata Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar versi Munas Riau Akbar Tandjung, Sabtu (13/6), dalam rapat paripurna terakhir Rapimnas VIII Golkar di Jakarta.

Akbar Tandjung, yang juga Ketua Umum Golkar 1999-2004, mengatakan, suara Golkar terus menurun. "Kami tinggal (mempunyai) 91 kursi di DPR. Kalau tidak ikut pilkada serentak mau tinggal berapa?" katanya.

Menurut Akbar, ada tiga lembaga survei yang mengatakan, Partai Golkar hanya akan meraih 6-8 persen suara pada 2019. "Ya, kalau begitu, masak kami hanya tinggal mendapat 50-an kursi (di DPR)," ujarnya.

Dalam pengarahannya, Akbar menyarankan semua kader Golkar versi Munas Riau untuk mewaspadai empat hal. Pertama, pergerakan partai politik lain. Kedua, mewaspadai gerakan Agung Laksono (Ketua DPP Golkar versi Munas Jakarta). Ketiga, memahami Menkumham, dan keempat, mencermati Komisi Pemilihan Umum yang hanya akan mengakui kepengurusan berbekal SK Menkumham.

ai Golkar versi Munas Riau Idrus Marham mengatakan, (kepengurusan Munas Riau) tak perlu lagi didaftarkan karena hasil putusan provisi menyatakan, (Munas Riau) demi mengisi kekosongan hukum terkait keabsahan Golkar.

Fokus islah

Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPP Partai Golkar Yorrys Raweyai menyarankan, lebih baik dua kubu fokus menjalankan islah sementara Partai Golkar. "Soal islah ini tidak mudah, lho. Harus ada beberapa pertemuan," ujarnya.

Menurut Yorrys, dua kubu di Golkar seharusnya sekarang memikirkan substansi yang hendak didiskusikan dalam pertemuan islah pada Senin malam. "Bagaimana, misalnya, pemilihan ketua islah bersama? Bagaimana struktur? Bagaimana mekanisme kerjanya?" ujarnya.

Yorrys menambahkan, dirinya tidak ambil pusing dengan pertemuan rapimnas di Jakarta yang berakhir Minggu malam. "Saya, kan, pengurus Munas Riau, saya bahkan tidak diundang," katanya. (RYO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com