Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Akui Distribusi Dokter Belum Merata

Kompas.com - 09/06/2015, 19:49 WIB
KOBA, KOMPAS.com- Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengaku bahwa pendistribusian dokter ke sejumlah daerah Indonesia belum merata untuk melayani kesehatan warga. Kondisi ini pun terjadi karena berbagai sebab.

"Memang kami akui distribusi dokter menjadi tugas kami dari pemerintah pusat, namun kami membutuhkan ada dukungan dari pemerintah daerah," kata Nila, saat kunjungan kerja di Bangka Tengah, Koba, Selasa (9/6/2015).

Nila menjelaskan, Bangka Tengah memiliki program beasiswa untuk pendidikan dokter yang dibiayai pemerintah daerah. "Tadi saya sempat berbincang dengan bupati dan ternyata pemerintah daerah menyediakan insentif khusus untuk tenaga dokter," ujarnya.

Menurut dia, insentif yang diberikan pemerintah daerah terhadap dokter sangat membantu pemerintah pusat untuk melakukan pendistribusian dokter ke seluruh daerah Indonesia. "Saya pikir apa yang dilakukan Pemkab Bangka Tengah dengan menyediakan insentif bagi dokter yang bersedia mengabdi di daerah ini cukup bagus," katanya.

Ia mengatakan, pemberian insentif khusus dari pemerintah daerah kepada dokter setidaknya menarik minat tenaga medis itu untuk mengabdi di daerah itu.

"Kemenkes akan berupaya membuat regulasi, perubahan dan perbaikan yang harus diimplementasikan ke seluruh daerah Indonesia," ujarnya.

Sementara Bupati Bangka Tengah, Erzaldi Rosman mengatakan disamping menyediakan insentif untuk dokter juga menyediakan beasiswa bagi mereka yang melanjutkan pendidikan.

"Setiap tahun kami menanggung biaya pendidikan sebanyak dua orang, setelah tamat maka mereka siap mengabdi di daerah ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com