Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK: Ekstremisme Mudah Berkembang jika Negara Bergejolak

Kompas.com - 03/06/2015, 14:20 WIB
Icha Rastika

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya menjaga keharmonisan dalam hidup bernegara, termasuk keharmonisan antarumat beragama. Menurut Kalla, setiap umat bergama harus saling menghormati dan menghargai sehingga tercipta kedamaian.

"Keharmonisan bisa tercipta jika saling mengerti perbedaan satu sama lain. Itu cara yang bisa kita lakukan bersama-sama sebagai suatu negara yang besar," kata Kalla saat membuka membuka Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) 2015 di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (3/6/2015).

Menurut dia, negara yang bergejolak akan mudah disusupi paham ekstremisme. Warga negara tersebut rentan bergabung dengan kelompok-kelompok ekstrem. Kalla mencontohkan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Kelompok ekstrimisme ini berkembang di Irak dan Suriah karena dua negara tersebut tengah goyah.

"Kenapa ISIS (Negara Islam Irak suriah) ada di Irak dan Suriah? Karena di sana itu failed country (negara yang gagal), destroyed country (negara yang rusak)," ucap Kalla.

Demikian juga dengan konflik yang terjadi di sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Kalla berpendapat bahwa akar konflik Timur Tengah tersebut bukan permasalahan agama.

Konflik lebih dipengaruhi sistem negara yang dianggap gagal dalam mengayomi warga negaranya. Terlebih lagi ada permasalahan politik dan ekonomi yang memicu munculnya gerakan ekstremisme.

"Hal yang sama pernah terjadi di Aceh. Bukan karena masalah agama, tetapi karena masalah ekonomi, pembagian kekayaan alam, karena Aceh kaya akan gas," ucap dia.

Padahal, lanjut Kalla, solidaritas mudah diciptakan melalui sistem agama. Ia juga mencontohkan bagaimana Indonesia menjaga keharmonisan antarumat bergama.

"Kemarin, hari raya umat Budha, kita jadikan libur nasional. Populasi umat Budha di Indonesia kurang dari satu persen, Hindu 2,7 persen, Kristen 10 persen, Muslim 87 persen. Apakah perayaan seperti ini juga dilakukan di banyak negara lain? Tidak," tutur Kalla.

Di samping menekankan keharmonisan antarumat beragama, Kalla menyampaikan bahwa keharmonisan dalam bidang politik dan ekonomi juga harus dijaga.

Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) digelar di Gedung Merdeka, Bandung sejak 3 Juni hingga 4 Juni. Hadir dalam pembukaan acara ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Din Syamsuddin selaku Ketua ACRP.

Acara yang dihadiri kurang lebih 250 perserta ini bertujuan mengukuhkan kembali komitmen umat bergama dalam menciptakan kedamaian dan keharmonisan sosial. Diharapkan, seminar ini bisa memberikan solusi dalam menghadapi paham ekstremisme yang berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com