Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asisten Menlu AS: Nelayan Aceh Lakukan Hal Luar Biasa untuk Kemanusiaan

Kompas.com - 03/06/2015, 02:51 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Amerika Serikat menyatakan komitmennya untuk memberikan perhatian kepada manusia perahu asal Myanmar, yang sebagian terdampar di daratan Indonesia. Hal ini disampaikan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi, Anne C Richard.

Anne C Richard mengunjungi lokasi penampungan 330 pengungsi Rohingya asal Myanmar di Tempat Pendaratan Ikan Kuala Cangkoi, Kecamatan Lapang, Aceh Utara. Selasa (2/6/2015); Anne berada di Aceh Utara setelah menghadiri pertemuan regional di Bangkok, Thailand, dan memulai lawatan di Malaysia.

Di Malaysia, Anne juga mengunjungi para pengungsi Rohingya yang berada di Negara Bagian Kedah. Tiba di TPI Kuala Cangkoi, Anne Richard didampingi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, Wali Nanggroe Malik Mahmud, dan Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf.

Setibanya di lokasi penampungan, Anne langsung bertemu dengan para pengungsi laki-laki dan perempuan. Dalam pertemuannya ia juga menanyakan alasan mereka nekad berlayar dengan perahu yang kondisinya buruk, dan apa saja yang dialami saat terombang-ambing di laut lepas.

“Saya prihatin sekali mendengarkan cerita mereka. Mereka terombang-ambing di lautan dalam jangka waktu yang lama, mereka ditinggal oleh orang yang mengemudikan perahu. Mereka juga melihat banyak kematian dan jenazah, ini mengerikan,” ujar Anne C Richard saat melakukan jumpa pers dengan sejumlah media di lokasi penampungan, Selasa (2/6/2015).

 

Anne kemudian menyatakan apresiasinya terhadap nelayan di Aceh Utara yang telah memberikan pertolongan kemanusiaan kepada warga Myanmar yang terombang-ambing di lautan. "Para nelayan ini adalah pahlawan bagi kami, dan mereka telah melakukan hal yang luar biasa untuk kemanusiaan," kata Anne.

“Saya berterima kasih kepada masyarakat dan pemerintah Aceh yang sudah memberi penanganan secara baik saat masa darurat. Kini mereka terus ditangani oleh UNHCR dan IOM, dan pemerintah Amerika Serikat pun peduli terhadap masalah ini,” ujar Anne.

Pemerintah AS menyatakan komitmen dan dukungan mereka terhadap penangangan pengungsi Rohingya. Pada 29 Mei lalu, Amerika berjanji akan memberikan tambahan dana sebesar 3 juta dolar AS untuk membantu IOM dalam menangani masalah imigran Rohingya ini. Bantuan ini merupakan kelanjutan AS dalam membantu menangani masalah pengungsi Rohingya, baik yang berada di Myanmar maupun yang melarikan diri ke negara lain.

Saat ini, AS menyatakan telah menyalurkan bantuan senilai USD109 juta untuk menangani masalah imigran ini.

“Namun, seberapa pun besar uang yang disalurkan tidak akan menyelesaikan masalah jika akar permasalahan di Burma tidak tertangani dengan baik. Mereka harus diberi kebebasan untuk menjalankan hidupnya. Jika tidak, maka masalah belum akan selesai,” kata mantan direktur keuangan pada lembaga Peace Corps tersebut.

Pemerintah AS, menurut Anne, terus memberikan perhatian serius terhadap krisis kemanusiaan di kawasan regional Asia Tenggara ini. Sejak pekan lalu, AS menerbangkan pesawatnya untuk melakukan misi pencarian manusia perahu yang diduga masih berada di tengah lautan.

“Terima kasih juga untuk Malaysia dan Thailand yang sudah memberi kami izin melintas di wilayah udara kedua negara untuk melakukan pemantauan di laut melalui udara,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com