Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag: Ada 12 Pesantren Bersedia Tampung Yatim-Piatu Rohingya

Kompas.com - 02/06/2015, 06:41 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, setidaknya sudah ada 12 pesantren di Indonesia yang bersedia menampung anak-anak yatim piatu pengungsi Rohingya.

Hal tersebut dinyatakan Lukman saat acara ramah tamah dengan seluruh Kepala Kanwil Kementerian Agama se-Indonesia di Aula Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin, Senin (1/6/2015) malam, dalam rangka gelar Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV di provinsi tersebut.

Lukman mengungkapkan, migran etnis Rohingya yang melarikan diri dari negaranya di Myanmar dan kini banyak terdampar di Provinsi Aceh perlu perhatian semua pihak, termasuk kementeriannya yang merasa iba dengan anak-anak yang telah ditinggal tiada orang tuanya.

"Dengan perhatian sejumlah pesantren yang di bawah naungan kementerian kita terhadap anak-anak yatim migran Rohingya menjadi kebanggaan semua," ujar Lukman.

Dia juga memuji rakyat Aceh yang bersedia menampung dan memberi perlindungan dengan baik terhadap pengungsi Rohingya. Dengan demikian,  beban mereka terusir dari negaranya sedikit teringankan.

"Termasuk juga aparat pemerintahan, polisi dan TNI yang menindaklanjuti instruksi pemimpin negara kita (Presiden dan Wakil Presiden) untuk memberi pelayanan yang baik terhadap pengungsi Rohingya itu," tuturnya.

Lukman sangat berharap pengungsi Rohingya secepatnya bisa pulang ke kampung halamannya di Myanmar. Tidak hanya itu, etnis Rohingya juga diharapkan bisa hidup rukun sesama umat di sana sebagaimana rakyat di negara ini yang beragam suku dan agama, tapi tetap bisa rukun berdampingan.

"Kita doakan selalu agar saudara kita Rohingya ini dapat kebaikan nantinya, dan saat ini mereka bisa sabar," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, ribuan muslim Rohingya melarikan diri dari negaranya di Myanmar karena merasa hidup tidak aman. Dengan menggunakan perahu, mereka mencari negara perlindungan, sebagiannya terbawa ke laut Indonesia, dan mengungsi di Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com