Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Dinamika Demokrasi di Demokrat

Kompas.com - 11/05/2015, 15:03 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- "Setelah 10 tahun memerintah, Partai Demokrat kini ibarat masuk pit stop. Ganti ini, ganti itu, ganti roda, dan sebagainya," ujar Hinca Panjaitan, Ketua DPP Partai Demokrat, baru-baru ini.

Dalam diskusi di ruang wartawan DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Hinca "meminjam" istilah balap mobil Formula 1 untuk menjelaskan kondisi terkini Partai Demokrat.

Ketika Hinca menjelaskan soal pit stop, celetukan bermunculan dari para wartawan. "Kok, hanya ganti roda? Tidak sekalian ganti sopir?" ujar sejumlah wartawan DPR.

Hari Senin (11/5/2015) ini hingga Rabu (13/5) lusa, Partai Demokrat menggelar kongres keempat. Agenda utama kongres menyangkut kepemimpinan puncak di tubuh partai itu.

Semua mata kini tertuju pada sosok Susilo Bambang Yudhoyono, kader andalan Demokrat, dan sejauh ini satu-satunya presiden yang mampu bertahan dua periode setelah tumbangnya rezim Soeharto. Mengapa? Karena nyaris semua pemerhati bertaruh Yudhoyono akan tampil sebagai ketua umum.

Ada harapan, Kongres IV Demokrat berlangsung demokratis. Ada pula asa supaya Kongres IV Demokrat menjadi ajang pertukaran ide dan gagasan untuk membangun masyarakat Indonesia dan peradaban lebih baik. Tak sedikit pengamat politik mengingatkan urgensi dibukanya ruang demokrasi dalam kontestasi pemilihan ketua umum walau nantinya, toh, kursi ketua umum direbut SBY.

Tentu ketangguhan sosok SBY di Demokrat sedikit banyak dipengaruhi keberadaan Demokrat yang dijadikan "kendaraan politik" SBY. Setidaknya, itu kata-kata Ketua Umum Partai Demokrat S Budhisantoso (Kompas, 17 April 2002).

Regenerasi

Persoalannya, SBY selama 10 tahun telah mengabdikan hidupnya untuk memimpin negeri ini. Dunia juga terus berubah. Di sisi lain, suksesi dan regenerasi pemimpin bangsa tidak mungkin dielakkan.

Demikian strategisnya peran SBY, membuat beberapa pihak menyarankan SBY tetap berada di posisi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Bagaimana jika SBY tetap ingin menjadi Ketua Umum Demokrat? "SBY bukan lawan kami. Tidak mungkin kami berkompetisi dengan beliau. Dua kali sebagai presiden, tokoh bangsa yang diakui dunia internasional dan masyarakat Indonesia. Nama beliau juga di mata publik mempunyai citra relatif tinggi," kata Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie.

Namun, harapannya, ujar Marzuki, ada dinamika demokrasi sesuai dengan jati diri PD yang bersih, cerdas, santun, dan demokratis. Nilai-nilai demokrasi ini dibangun di partai. Inilah yang semestinya dihidupkan.

Tanggung jawab PD sesungguhnya adalah menyiapkan kader supaya betul-betul mempunyai kapasitas untuk memimpin, kapasitas menjadi negarawan, baik sebagai anggota legislatif maupun eksekutif.

Namun, harus diakui, penyiapan kader andal itu terhambat minimnya pendidikan politik dan macetnya perekrutan kader bermutu. Partai harus ingat, tugas mereka bukan hanya menang pemilu. (HARYO DAMARDONO/STEFANUS OSA)

Artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Mei 2015 dengan judul "Menanti Dinamika Demokrasi di Demokrat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com