Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3,5 Juta Buruh Turun ke Jalan, May Day di Indonesia Diklaim Terbesar di Dunia

Kompas.com - 29/04/2015, 20:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Andi Ghani mengatakan, pihaknya akan menurunkan 150 ribu buruh dalam peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Jakarta, 1 Mei mendatang. Selain di Jakarta, May Day juga akan diperingati oleh 3,5 juta buruh anggota KSPSI di seluruh Indonesia.

Aksi itu diklaim sebagai peringatan May Day terbesar di dunia. Hal itu disampaikan Ghani saat didaulat Presiden Joko Widodo untuk menjelaskan rencana aksi May Day, di hadapan tamu undangan saat kegiatan ground breaking rumah susun sederhana sewa untuk pekerja di Ungaran, Rabu (29/4/2015) siang.

Meski diklaim sebagai aksi May Day terbesar di dunia, Ghani menjamin tidak akan ada aksi pemblokiran jalan tol, bandara dan akses vital lainnya yang dilakukan para buruh dalam aksi May Day tahun ini.     

"Saya jamin Pak Presiden, tidak satu pun kami akan merusak aset-aset negara atau pemerintah," kata Ghani.

Sementara itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyampaikan bahwa kalangan buruh di berbagai daerah masih mendapatkan hambatan dari aparat untuk merayakan May Day. Padahal kegiatan unjuk rasa dijamin oleh konstitusi.

"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi bahwa May Day adalah ekspresi kegembiraan tadi adalah warming. Tapi kami laporkan di sini, bahwa kami masih menerima resistensi di beberapa daerah," kata Iqbal.

Sebelumnya Presiden Jokowi dalam sambutannya menyampaikan, bahwa peringatan May Day merupakan ekspresi kegembiraan para buruh sepanjang dilakukan dengan aman dan damai. Jokowi meminta masyarakat dan aparat tidak perlu mengkhawatirkan peringatan May Day. (Baca: Jokowi: May Day adalah Ekspresi Kegembiraan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com