Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai KTT ASEAN, Jokowi Dicegat Mahasiswa UGM di Kuala Lumpur

Kompas.com - 28/04/2015, 08:50 WIB
Suhartono

Penulis


LANGKAWI, KOMPAS.com
 - Seorang mahasiswa yang diketahui dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencegat perjalanan Presiden Joko Widodo seusai mengikuti KTT ASEAN ke-26 di Kuala Lumpur Convention Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/4/2015) siang.

Sang pemuda berambut gondrong terkuncir itu mengenakan berjas hitam gelap. Ia tampak menghampiri Presiden Jokowi, yang tengah berjalan didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Mahasiswa itu menyerahkan proposal berikut suratnya kepada Jokowi.

Pemuda itu juga tampak mengucapkan beberapa kalimat yang dibalas oleh Jokowi seraya tersenyum. Tak lama kemudian, pemuda itu pergi dan Presiden Jokowi menyerahkan dokumen tersebut ke ajudan dinasnya.

Peristiwa itu sama sekali tak diketahui oleh pers. Baru beberapa jam, kemudian info tersebut beredar dari mulut ke mulut.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ditanya Kompas, Senin sore, di lobi Langkawi Lagoon Resort, Malaysia, membenarkan peristiwa tersebut. Namun, Retno tidak mengetahui isi suratnya tentang apa.

"Ya, Presiden memang menerima surat dari seorang pemuda yang mengatasnamakan pemuda ASEAN. Tetapi, tidak tahu apa isi surat tersebut karena Presiden langsung menyerahkannya ke ajudan dinasnya," tutur Retno.

Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto semula juga tak tahu kejadiaan tersebut. Namun, ia mengenal sang pemuda tersebut saat mengikuti gala dinner bagi peserta KTT Asia-Afrika.

"Itu mahasiwa UGM, kemarin duduk satu meja dengan saya saat gala dinner. Berkas yang dititipkan ke saya kemarin tentang ASEAN Youth Declared di Yangoon," ujar Andi. Andi tidak menyebutkan nama mahasiswa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com