Penggantinya, anggota DPR mendapatkan uang tunjangan untuk menyewa rumah atau apartemen di sekitar Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Dengan begitu, anggota DPR tidak lagi harus naik kendaraan jika hendak menuju tempat kerja, tapi cukup jalan kaki.
"Makanya saya usul agar anggota DPR tidak tinggal di situ. Anggota DPR lebih baik mengontrak rumah atau sewa apartemen yang dekat Senayan ini agar bisa jalan kaki," kata Fahri di depan lobi Gedung Nusantara III, komplek DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Menurutnya, langkah seperti itu untuk efisiensi uang negara atau APBN dan efektifitas kerja.
Selain itu, juga untuk menghindari kontroversi di masyarakat lantaran terus meningkatnya anggaran tunjangan rumah dinas dan perlengkapannya, uang muka pembelian kendaraan, seperti terjadi belum lama ini.
"Rumah dinas anggota DPR yang di Kalibata dikembalikan lagi aja ke pemerintah. Jadi, nanti tidak ada lagi cerita ada yang marah ada yang minta uang ganti mesin ketik, mesin cuci sampai genteng bocor," kata dia.
Fahri sadar usulannya ini pasti menuai pro dan kontra di antara 560 aggota DPR. Apalagi, soal mereka harus jalan kaki dari tempat tinggal ke tempat kerja, Gedung DPR.
"Seharusnya kalau sudah tinggal dekat sini, tidak perlu mobil lagi, bisa jalan kaki. Kalau saya tinggal dekat sini, pasti juga jalan kaki, kecuali kalau saya ke Istana," ujar politikus PKS itu diikuti tawa kecilnya.
Karena ada agenda tugas, Fahri menyudahi wawancara singkat dengan wartawan. Lantas ia bergegas menuju mobil dinasnya, Toyota Crown Royal Saloon hitam dengan plat nomor RI 56. (Abdul Qodir)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.