JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menilai, kemiskinan masih menjadi masalah utama di negara-negara Asia Afrika. Saat berpidato dalam acara konferensi parlemen Asia Afrika, SBY mengingatkan semua perwakilan parlemen negara Asia Afrika yang hadir untuk bersama-sama melawan kemiskinan.
SBY menjelaskan, saat ini kemiskinan yang ada di Asia Afrika sudah turun menjadi hanya 20 persen, dibandingkan 80 persen pada tahun 1950-an. Namun, angka tersebut belum cukup memuaskan dan harus tetap diperbaiki.
"Kemiskinan tetap menjadi masalah utama Asia Afrika, termasuk di Indonesia. Di Asia Afrika, 700 juta penduduk hidup dengan penghasilan di bawah satu dollar Amerika per hari," kata SBY.
Akibat rendahnya kesejahteraan itu, banyak penduduk yang tidak bisa mendapat akses kesehatan yang baik. Banyak masyarakat yang meninggal karena harus menderita penyakit-penyakit seperti malaria dan tuberkulosis.
"Jawaban untuk semua ini adalah pertumbuhan ekonomi. Asia Afrika harus melihat agenda besar untuk menumbuhkan ekonomi bersama-sama," ujar SBY yang kini menjabat sebagai Chair of Global Green Growth Institute.
Tantangan untuk memajukan Asia Afrika saat ini, lanjut SBY, seharusnya lebih mudah dibanding yang dilakukan Soekarno pada 60 tahun lalu. Sebab, negara di Asia Afrika sudah mempunyai banyak sumber daya untuk dikembangkan.
Negara-negara di Asia Afrika saat ini tidak hanya menjadi pasar bagi negara lain, tetapi juga bisa memproduksi kebutuhannya sendiri.
"Kuncinya adalah sistem pemerintahan yang baik untuk membangun kerja sama ini. Apa pun model ekonomi dan paham politiknya, tanpa pemerintahan yang baik, hal itu tidak akan tercapai," ujar SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.