Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAA Juga Membahas Masalah Narkoba

Kompas.com - 19/04/2015, 12:08 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Konferensi Asia Afrika membahas sejumlah permasalahan kemanusiaan antar negara, termasuk persoalan narkotika dan obat-obatan terlarang. Peredaran narkoba telah menjadi salah satu musuh terbesar bagi Indonesia dan sejumlah negara lain.

"Itu kan menjadi salah satu musuh terbesar. Data dari BNN (Badan Narkotika Nasional), kalau saya tidak salah, ada 33 orang meninggal setiap hari karena narkoba," kata Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Panjaitan selaku Ketua Panitia KAA di Jakarta Convention Center, Minggu (19/4/2015).

Atas pertimbangan itu, lanjut Luhut, Presiden Joko Widodo menyetujui penyelenggaraan konser Slank yang memberikan pesan kepada masyarakat untuk bersama-sama melawan narkoba. Konser Slank yang merupakan bagian dari rangkaian acara KAA ini digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada 19 April 2015.

"Slank untuk berikan pesan bersama-sama melawan drugs karena drugs tidak mengenal suku, agama. Saya lihat ada yang profesor juga, semua kena. Ini supaya generasi lebih bagus," sambung Luhut.

Diperkirakan, konser Slank ini akan dipadati 20.000 penonton. Selain menggelar konser, Slank dan musisi Tanah Air lainnya akan menulis surat terbuka untuk semua kepala negara peserta KAA agar mengusung isu pemberantasan narkoba sebagai agenda utama peringatan KAA ke-60.

Konser ini mengusung tema Prosperity and Peace without Drugs: No More Drugs in Asia Africa and the World.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com