Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Tutup Kongres PDI-P dengan Diselingi Canda

Kompas.com - 11/04/2015, 12:54 WIB
Indra Akuntono

Penulis


SANUR, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menutup Kongres IV PDI-P, Sabtu (11/4/2015). Kongres mulai digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, sejak Kamis (9/4/2015).

Dalam pidatonya di acara penutupan kongres, Megawati fokus pada seruan agar PDI-P menjalankan peran dan kewajibannya mengawal dan memastikan bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo berjalan efektif sesuai dengan garis perjuangan partai.

Dia juga meminta PDI-P agar menjadi pelopor partai politik dan menjadi mesin utama yang menyerukan gerakan revolusi mental di seluruh Nusantara.

"PDI-P bukanlah rakyat kebanyakan yang bodoh, yang dulu dibilang sandal jepit. Fisik enggak apa-apa, tapi mind-nya adalah kalangan intelektual yang punya hati dan sanubari," kata Megawati.

Di tengah pidatonya, Megawati melontarkan beberapa joke yang memecahkan keheningan. Ia juga sempat mencurahkan isi hati dan harapannya agar media massa dapat membantu membangkitkan rasa optimisme bangsa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.

"Jangan dikira saya orangnya selalu serius. Untungnya, saya masih cukup cantik," seloroh Megawati disambut gelak tawa peserta kongres.

Sikap Megawati dalam menyampaikan pidato penutupan berbeda jauh dibanding ketika dirinya menyampaikan pidato di acara pembukaan kongres. Saat pembukaan, Megawati sempat menitikkan air mata. Substansi pidatonya kental dengan kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo.

Kongres IV PDI-P ditutup dengan pembacaan rekomendasi yang selanjutnya akan disampaikan kepada seluruh pengurus PDI-P di semua daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com