Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD: Pemberontak di Negeri Ini kalau Tak Menyerah, Pasti Binasa

Kompas.com - 08/04/2015, 11:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, TNI akan selalu sigap dalam merespons aksi penanggulangan kelompok terorisme. Buktinya, kata dia, tidak pernah ada kelompok yang berjaya dan berkuasa selama ini di Indonesia.

"Saya ingatkan, tidak ada pemberontak negeri ini yang berhasil. Mereka selalu bisa ditumpas. Kalau ada pemberontakan di Indonesia, kalau tidak menyerah, ya pasti binasa," ujar Gatot di Kompleks Kopassus, Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (8/4/2015).

Gatot mengatakan, TNI, khususnya tim pasukan khusus seperti Kopassus, turut melaksanakan operasi penumpasan kelompok radikal bersenjata. Meski demikian, ia mengakui bahwa pergerakan pasukannya harus jauh dari ekspos media massa demi efektivitas dan kerahasiaan tugas personel.

"Dalam operasi pasukan khusus, tidak semua rangkaian operasi bisa diekspos ke media. Tetapi, silakan analisis sendiri bahwa ya tadi itu, tidak pernah ada aksi pemberontak berhasil di negeri ini," ujar Gatot.

Ia membenarkan bahwa latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI merupakan salah satu bentuk operasi penangkalan kelompok radikal bersenjata. Namun, ia tak mau menjawab saat ditanya apakah ada pelaku kelompok radikal bersenjata yang berhasil ditangkap.

"Yang jelas, kalau latihan PPRC-nya sangat sukses, berhasil. Semua skenario yang ada berjalan baik dan yang penting, zero accident," ujar Gatot.

Sebelumnya, sebanyak 3.222 personel TNI dari tiga matra diberangkatkan ke Poso, Sulawesi Tengah, sejak awal Maret 2015 lalu. Awalnya, pemberangkatan itu adalah untuk latihan PPRC TNI. Belakangan, keberadaan TNI di sana disebut untuk menangkap Santoso.

Saat meninjau latihan PPRC TNI, Selasa (31/3/2015) lalu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menugaskan 700 personel yang tengah latihan itu untuk melanjutkan pengejaran terhadap pelaku teroris kelompok Santoso.

"Saya sudah lapor kepada Presiden untuk kalau diperlukan ada pasukan yang ditinggal di sini untuk melanjutkan kegiatan operasi pengamanan bersama-sama dengan Polri dan Presiden menyetujui itu," kata Moeldoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com