JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menuturkan, maju tidaknya perekonomian Indonesia sangat bergantung pada persepsi dan optimisime yang dimiliki negeri ini. Menurut dia, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia harus memiliki peranan yang besar.
Indonesia, sebut Jokowi, tidak perlu pesimis karena negara lain justru mengkhawatirkan kebangkitan Indonesia.
"Soal masyarakat ekonomi ASEAN ini juga sama. Banyak yang tanya ke saya, semua khawatir. Bagaimana hadapi Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, jadi ada rasa khawatir. Saya ketemu seluruh kepala negara dan kepala pemrintahan di Beijing, Singapura, Brisbane, apa yang mereka sampaikan? Mereka juga takut," ujar Jokowi saat bertemu dengan pengurus Himpinan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Istana Kepresidenan, Senin (6/4/2015).
Jokowi mengatakan dengan ketakutan negara lain akan Indonesia itu, para pelaku usaha justru jangan terlarut dalam kekhawatiran. Menurut mantan pengusaha mebel ini, para pelaku usaha seharusnya bisa memanfaatkan peluang sekecil apa pun.
Salah satu cara untuk bisa bersaing di kawasan regional, ujar Jokowi, adalah dengan melakukan ekspansi. Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal keterbatasan industri yang ada di Indonesia.
Dia berpendapat selama ini Indonesia kerap tidak bisa memanfaatkan keayaan alam yang dimiliki. Semua hasil alam itu diekspor dalam bentuk bahan mentah. Setelah diolah di negara tujuan ekspor, bahan mentah itu kemudian dibuat menjadi barang jadi yang kemudian dipasarkan di Indonesia dengan harga mahal.
Oleh karena itu, ke depan Jokowi menginginkan agar para pelaku usaha mulai menyasar sektor industri. Dia melihat banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dari berbagai program pemerintah yang ada. Misalnya, usaha pemerintah menambrah produksi ikan bisa memberikan bisnis tersendiri bagi industri pengalengan hingga pembuatan cold storage.
"Kalau mau buat industri silakan, punya kunci punya truf malah dilepas semuanya. Ini yang kita tidak mau," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.