Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKPP: Parpol yang Berkonflik Terancam Tak Bisa Ikut Pilkada

Kompas.com - 01/04/2015, 13:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshidiqie mengaku tengah mendiskusikan bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejumlah opsi untuk partai politik yang tengah berkonflik jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak.

Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan, yaitu pelarangan keikutsertaan parpol yang tengah berkonflik tersebut.

"Ada kemungkinan partai yang konflik itu sama-sama tidak bisa memenuhi syarat mengajukan calon," ujar Jimly usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/4/2015).

Menurut Jimly, KPU dan DKPP sebenarnya ingin agar seluruh partai politik yang berkonflik menyelesaikan persoalannya dengan melakukan islah. Namun, apabila islah tidak bisa dilakukan, maka jalan lainnya adalah menunggu keputusan pengadilan.

Apabila putusan pengadilan ternyata belum keluar saat pelaksanaan pilkada serentak tahun ini, Jimly mengungkapkan, opsi terakhir adalah dengan tidak mengikutkan partai yang berkonflik itu dalam pilkada.

"Ini sekaligus mendidik parpol, ya dua-duanya tidak memenuhi syarat. Ini baru salah satu opsi, kami ingin parpol menjaga integritas internal. Bukan kepentingan kelompok mana, kubu mana, tapi untuk kepentingan negara," ujar dia.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjelaskan, aturan tersebut dimungkinkan akan dicantumkan KPU dalam peraturannya. Usulan itu, sebut dia, juga sudah disampaikan kepada Presiden Jokowi hari ini. Menurut Jimly, partai yang tengah berkonflik perlu diatur agar tidak ada dualisme dalam pengajuan calon kepala daerah.

"Mumpung jauh hari kita ingatkan segera selesaikan konflik internal dan pengadilan yang menangani segera ambil putusan sebelum tahapan dimulai," ucap dia.

Saat ini, dua partai politik masih terlibat dalam konflik internal, yakni Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Partai Golkar terbelah menjadi dua kubu, yakni kubu Agung Laksono dan kubu Aburizal Bakrie.

Sementara PPP juga terpecah dua kubu, yakni kubu Djan Faridz dan kubu M Romahurmuzy. Kubu Agung Laksono dan M Romahurmuzy sudah mendapat surat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM. Namun, surat itu tengah digugat oleh kubu lainnya ke pengadilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi 'Online'

Penjelasan Habiburokhman soal Adanya Anggota DPR Main Judi "Online"

Nasional
Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Airlangga Sebut Kemenko Perekonomian Pindah ke IKN jika Kantornya Sudah Siap

Nasional
Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Jemaah Haji Sambut Gembira Saat Hujan Turun di Mekkah, di Tengah Peringatan Cuaca Panas

Nasional
PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

PPP Pastikan Agenda Muktamar untuk Pergantian Pemimpin Berlangsung Tahun 2025

Nasional
Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Jemaah Haji dengan Risiko Tinggi dan Lansia Diimbau Badal Lontar Jumrah

Nasional
Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Idul Adha, Puan Maharani: Tingkatkan Kepedulian dan Gotong Royong

Nasional
Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Timwas Haji DPR: Tenda Jemaah Haji Indonesia Tidak Sesuai Maktab, Banyak yang Terusir

Nasional
Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Sikap Golkar Ingin Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jabar Ketimbang Jakarta Dinilai Realistis

Nasional
Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Masalah Haji Terus Berulang, Timwas Haji DPR Usulkan Penbentukan Pansus

Nasional
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Diimbau Tak Lontar Jumrah Sebelum Pukul 16.00

Nasional
Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Dorong Kegiatan Kurban Terus Dijaga, Sebut Warga Non-Muslim Ikut Berkurban di Masjid Istiqlal

Nasional
Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Semarak Perayaan Idul Adha 1445 H, DPC PDIP di 38 Daerah Jatim Sembelih Hewan Kurban

Nasional
Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Pelindo Petikemas Salurkan 215 Hewan Kurban untuk Masyarakat

Nasional
Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Gus Muhaimin: Timwas Haji DPR Sampaikan Penyelenggaraan Haji 2024 Alami Berbagai Masalah

Nasional
DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

DPD PDI-P Usulkan Nama Anies di Pilkada Jakarta, Ganjar: Seandainya Tidak Cocok, Tak Usah Dipaksakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com