Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Ceramah Kebangsaan Ketua MPR di Pemprov Jawa Tengah

Kompas.com - 31/03/2015, 16:38 WIB
advertorial

Penulis


Pertemuan Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berlangsung di Gedung Balai Kota Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Selasa (30/3/2015).

Pada pembukaan acara, Ganjar Prabowo menyampaikan Forkopimda banyak membicarakan kasus narkoba mengenai hukuman mati di Nusa Kembangan.

Permasalahan lain ialah mengenai ideologi berbangsa dan bernegara di remote area. Rencananya, tanggal 7 April 2015 Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan bertemu dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Menurut Ganjar, gejolak Pancasila harus segera ditangani.

Penyampaian Ganjar tersebut ditanggapi oleh Zulkifli Hasan. Melalui ceramah kebangsaan, Ia berpendapat perlu merenungkan kembali hakikat sebagai bangsa, tujuan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, masyarakat disatukan oleh satu kesamaan nasib, yaitu bangsa yang pernah terjajah. Sebagai bangsa senasib maka memiliki kesamaan tujuan dengan merefleksikan hakikat kebangsaan.

Secara sistematis telah tergambar di UUD 1945 bahwa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat menuju keadilan dan kemakmuran. Tentu diperlukan suatu landasan untuk mewujudkan itu semua.

Landasan itu jadi pandangan hidup dan ideologi negara, juga menjadi alat pemersatu pada kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk.

Sebagai negara plural, masyarakat perlu menyadari kemajemukan tersebut. Zulkifli percaya bahwa nilai-nilai kemajemukan masih kuat sebagai nilai budaya luhur dengan semangat menjaga persatuan.

"ISIS sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Nilai-nilai kemajemukan haruslah menjadi sumber dari segala sumber hukum yang dapat melindungi negara indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, yang berdasarkan perdamaian abadi. Satu-satunya adalah Pancasila," kata Zulkifli.

Ia menambahkan, tidak ada keraguan bahwa Pancasila bersifat untuk mencapai keadilan dan kemakmuran bersama. Dinamika dan pembangunan tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan Pancasila yaitu gotong royong dan mufakat.

Pijakan bersama dan tujuan bersama untuk sosialisasi 4 pilar dengan menyusun langkah-langkah normatif di UUD yang terbentuk dalam satu susunan negara Indonesia serta kesatuan terwujud dalam tatanan sosial dan kenegaraan.

Menurutnya, buah dari reformasi adalah roh kebangsaan yang mulai memudar. "Kita ingin menuju tidak hanya sosialiasi 4 pilar, tapi implementasikan janji-janji kebangsaan. Pancasila, UUD, Bhinneka Tunggal Ika, harus terus-menerus kita ajarkan. Janji-janji kebangsaan itu menjadi perilaku dan budaya bagi seluruh rakyat Indonesia," jelasnya.

Ia berharap, sosialisasi 4 pilar ini tidak hanya MPR saja yang melakukan. "Pembangunan karakter bangsa 4 pilar bukan hanya tugas MPR. Jadi memang mesti direnungkan kembali masalah kebangsaan. Kita belum terlambat menghidupkan kembali 4 pilar bangsa sesuai dengan perkembangan zaman sekarang," tutupnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com