Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Anies Kaget Ada Buku Agama Bermuatan Ajaran ISIS

Kompas.com - 20/03/2015, 20:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengaku kaget dengan adanya buku Pendidikan Agama Islam kelas XI di Jombang yang memuat ajaran garis keras. Peredaran buku yang meresahkan guru dan orangtua murid itu, menurut Anies, hanya berlangsung selama tiga bulan.

Kementerian Pendidikan kala itu belum melakukan verifikasi dengan baik. Atas dasar itu, Anies pada Desember lalu mengirimkan surat perintah penundaan pelaksanaan Kurikulum 2013 (K-13) ke sekolah-sekolah.

"Jadi, buku ini buku yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kok bisa? Bahkan waktu itu ada yang mengawasi dan mengirimkan surat ke kementerian bahwa buku ini ada masalah substansi. Sementara itu, reviewer malah mengatakan tidak sanggup karena waktunya terlalu mepet. Sekarang kita menyaksikan masalahnya," ujar Anies, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (20/3/2015).

Setelah mengeluarkan surat penundaan pelaksanaan Kurikulum 2013, Anies mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan review atau tinjauan terhadap buku-buku yang diterbitkan kementerian. Menurut Anies, munculnya kasus ini menunjukkan implementasi kurikulum yang terlalu terburu-buru.

"Ini adalah salah satu contoh implementasi (ketika) kurikulum dipercepat. 'Bukunya pokoknya harus jadi'. Kalau agama, banyak orang ingin mengetahui. Coba kalau isinya buku matematika, fisika, kimia. Kalau salah, bagaimana coba?" ujar Anies.

"Itulah kenapa, seperti yang saya katakan, perubahan kurikulum jangan main-main. Sekarang kami review bukunya, kami berikan waktu cukup. Begitu barangnya jadi, kami berikan ke anak-anak," kata dia.

Anies mengatakan, buku-buku yang bermasalah akan ditarik dan ditinjau. Menurut catatan Kemdikbud, setidaknya ada 200 judul buku yang belum rampung untuk diverifikasi, tetapi sudah menjadi pegangan belajar para pelajar. "Ini warisan masalah, kita beresin dengan baik," ujar Anies.

Sebelumnya dikabarkan, para guru agama dan orangtua murid resah karena ajaran radikalisme ala Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS masuk dalam Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA yang beredar di sejumlah sekolah di Jombang.

Menurut halaman 78 buku tersebut, orang yang menyembah selain Allah atau non-Muslim boleh dibunuh. Ajaran tersebut tidak jauh berbeda dengan yang diyakini dan dipraktikkan jaringan ISIS selama ini.

Buku tersebut salah satunya ditemukan di SMA Negeri 1 Jombang, Jawa Timur. Sekolah tersebut menerima buku Buku Pendidikan Agama Islam Kelas XI SMA pekan lalu. Buku tersebut diterbitkan oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

"Buku yang juga berisi lembar kerja itu sudah kami bagikan kepada siswa," ujar Mukani, guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Jombang kepada Surya, Kamis (19/3/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com