Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2015, 17:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pemerintah Turki menahan 16 warga negara Indonesia yang hendak menyeberang ke Suriah melewati jalur yang kerap digunakan simpatisan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Pemerintah Indonesia sudah mengirim tim ke Turki untuk menindaklanjuti laporan penahanan tersebut. Berikut 16 nama WNI tersebut yang didapat dari Divisi Humas Polri:

1. Ririn Andrian Sawir, 2. Qorin Munadiyatul Haq, 3. Nayla Syahidiyah, 4. Jauza Firdaus Nuzula, 5. Ikrimah Waliturohman, 6. Alya Nur Islam, 7. Agha Rustam Rohmatulloh, 8. Abdurahman Umarov.

Berdasarkan catatan kepolisian, Ririn adalah istri Achsanul Huda, terduga teroris asal Jawa Timur yang dikabarkan meninggal dunia di Suriah pada awal 2015. Sementara Qorin hingga Abdurahman merupakan anak dari Achsanul dengan Ririn.

Kemudian, 9. Tiara Nurmayanti Marlekan, 10. Syifa Hidayah Kalashnikova. Menurut catatan kepolisian, Tiara adalah istri Muhammad Hidayah, terduga teroris yang meninggal dunia di Tulungagung, Jawa Timur. Adapun Syifa adalah anak kandung mereka.

Lalu, 11. Daeng Stanzah, 12. Ifah Syarifah, 13. Ishaq, 14. Asiyah Mujahidah, 15. Aisyahnaz Yasmin, 16. Muhammad Ihsan Rais.

Daeng Stanzah dan Ifah diketahui merupakan pasangan suami istri. Adapun Ishaq dan Asiyah merupakan anak kandung mereka. Sementara Aisyahnaz dan Ihsan tak memiliki hubungan kekerabatan apa pun dengan yang lainnya. Namun, Stanzah, Aisyahnaz, dan Ihsan sama-sama berasal dari Ciamis, Jawa Barat.

Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Anton Charliyan mengatakan, tim gabungan yang diberangkatkan ke Turki belum dapat memulangkan mereka, bahkan melakukan pemeriksaan. Pasalnya, otoritas Turki masih melakukan penyelidikan dugaan pelanggaran keimigrasian terhadap mereka.

"Kami tidak lihat ada upaya otoritas Turki untuk memperlambat proses pemulangan. Memang itu prosedur mereka. Kita ikuti saja. Turki sudah berkomitmen kok akan deportasi mereka setelah pemeriksaan," ujar Anton di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (19/3/2015).

Mereka yang ditahan tersebut berbeda dengan 16 WNI yang menghilang dari kelompok tur wisata. Menurut pemerintah, mereka yang ditahan di Turki menolak untuk kembali ke Indonesia. (Baca: 16 WNI di Turki Menolak Pulang, Pemerintah Tak Bisa Memaksa)

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno memastikan bahwa semua WNI yang ditahan di Turki memiliki kaitan dengan ISIS. Mereka melintasi Turki menuju Suriah untuk menyusul keluarganya yang sudah lebih dulu bergabung dengan ISIS. (Baca: Jokowi Belum Bisa Putuskan Nasib 16 WNI di Turki yang Menolak Pulang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com