Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Jangan Cuma Teken-teken lalu "Nggak" Dikerjakan!

Kompas.com - 19/03/2015, 10:29 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Presiden Joko Widodo mengingatkan para menteri dan gubernur untuk berkomitmen menjalankan nota kesepahaman Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam yang dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (19/3/2015). Jokowi meminta agar mereka tidak menjadikan penandatanganan MoU itu sebagai seremonial belaka.

"Saya ingin ingatkan bahwa acara pagi ini, jangan sekadar untuk seremonial biasa, bukan sekadar simbolis, tapi benar-benar memulai untuk aksi bersama, bekerja bersama semua elemen bangsa untuk mengoptimalkan SDA, memberikan manfaat pada rakyat. Jangan teken-teken lalu nggak dikerjakan!" kata Jokowi seusai penandatanganan MoU bersama 29 menteri dan 12 gubernur itu.

Jokowi meminta agar para menteri dan gubernur segera bekerja melaksanakan komitmen itu. Dia mengingatkan bahwa saat ini indeks korupsi Indonesia sangat buruk.

"Urutannya 107, sementara negara tetangga urutannya 34. Yang penting adalah tindak lanjut dari pertemuan ini," kata dia.

Salah satu yang menyebabkan indeks korupsi Indonesia itu tidak membaik adalah adanya kebocoran dari sektor pengelolaan sumber daya alam. Kajian KPK di sektor mineral dan batubara menemukan bahwa tidak semua eksportir batubara melaporkan hasil ekspornya ke pemerintah.

Ada potensi hilangnya penerimaan pajak pada 2012 mencapai Rp 28,5 triliun dan kerugian negara sebesar Rp 10 triliun. Hasil temuan Tim Optimalisasi Penerimaan Negara (Tim OPN) menunjukkan adanya kurang bayar penerimaan bukan pajak (PNBP) oleh pelaku usaha dari 2003-2011 sebesar Rp 6,7 triliun.

Demikian juga dengan hasil perhitungan berdasarkan evaluasi laporan surveyor, diperkirakan selisih pembayaran royalti oleh pelaku usaha sebesar 24,66 juta dollar tahun 2011 untuk lima mineral utama dan 1,22 miliar dollar AS untuk batubara pada 2010-2012.

"Melihat kondisi SDA kita, Anda merasakan kegelisahan dan keprihatinan. Kondisi SDA, kita tahu semuanya, tetapi kenapa kita jauh dengan negara maju yang miskin SDM-nya. Padahal, kita maju pada berangkat di waktu yang sama," ucap Jokowi.

Dia mencontohkan, saat itu, Korea Selatan memiliki gross domestic product sebesar 4,7 miliar dollar AS, sementara Indonesia 5,9 miliar dollar AS. Namun, Indonesia kini justru tertinggal jauh dibandingkan Korea Selatan.

"Ini kesalahan besar," ujar Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com