Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindad Segera "Pensiunkan" Mesin Produksi Tua yang Dipesan Ahmad Yani

Kompas.com - 18/03/2015, 21:47 WIB
BANDUNG, KOMPAS.com- Mesin-mesin tua alat produksi senjata dan munisi (amunisi) PT Pindad (Persero) dipastikan segera 'pensiun' setelah mesin baru dalam program revitalisasi permesinan BUMN strategis itu tiba.

"Mesin-mesin tua itu ada yang buatan tahun 1930, mesin itu dipesan oleh (mendiang) Jenderal Ahmad Yani. Bayangkan sampai saat ini mesin itu masih bisa dipertahankan, namun nanti setelah mesin baru tiba akan segeda dipensiunkan," kata Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim di sela-sela lomba menembak antar-wartawan di Bandung, Rabu (18/3/2015).

Mesin tua itu, menurut dia selama ini menjadi tulang punggung di pabrik senjata api, amunisi maupun di pabrik amunisi kaliber besar. Mesin-mesin itu hingga saat ini masih terpelihara dan memenuhi standar produksi setelah dilakukan up grade.

Silmy menyebutkan, Penanaman Modal Negara (PMN) yang diterima Pindad 2015 ini senilai Rp 700 miliar. Sebagian besar akan digunakan untuk peremajaan mesin-mesin produksi itu.

"Kebutuhan anggaran revitalisasi sebenarnya Rp5 triliun, namun tahun ini direalisasikan Rp 700 miliar. Sebagian besar akan dilakukan untuk revitalisasi mesin yang sudah tua itu," katanya.

Ia menyebutkan, senjata SS-1 awalnya merupakan jenis senjata dengan lisensi dari Fabrique Nationale (FN) Belgia. Kemudian dikembangkan dan saat ini sudah bervarian SS-2 yang telah memiliki kualifikasi dan sertifikasi sebagai senapan organik militer. Senjata itu merupakan salah satu produk yang menembus ekspor, termasuk jenis senjata genggam.

"Pindad tengah mengikuti tender pengadaan senjata di Filipina, untuk jenis SS-2 maupun senjata genggam," kata Silmy.

Terkait kapan program revitalisasi permesinan Pindad itu akan rampung, menurut Silmy akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan anggaran yang ada.

"Revitalisasi dilakukan di sektor yang telah mendesak untuk bisa meningkatkan kapasitas produksi maupun kualitas produknya, yang jelas mesin-mesin yang sudah sangat tua itu akan segera diganti," kata Silmy Karim.

Selain itu, Pindad juga menyatakan kesiapannya untuk memproduksi amunisi kaliber besar 105 milimeter untuk memenuhi kebutuhan TNI.

"Kami sudah produksi amunisi kaliber besar 105mm, sudah diuji coba dan sudah sesuai dengan kebutuhan TNI. Tahun ini akan segera dilakukan penjualan produk amunisi besar itu untuk TNI, tapi kami akan menunggu kontraknya," katanya.

Ia menyebutkan kebutuhan amunisi kaliber besar 105mm sejumlah 281.429 unit baik itu amunisi tempur maupun amunisi latihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Nasional
MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com