Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Petahana Gunakan APBD di Pilkada, Bawaslu Gandeng BPKP

Kompas.com - 24/02/2015, 16:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mulai mengantisipasi praktik kecurangan yang biasa terjadi menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Salah satu yang menjadi sorotan adalah praktek penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) oleh petahana.

"Kami akan melakukan pengawasan dengan BPKP terkait hal itu. Memang benar banyak dan sangat rawan dana APBD untuk pilkada disalahgunakan oleh petahana," ujar Ketua Bawaslu Muhammad usai bertemu Presiden Joko Widodo membahas kesiapan pelaksanaan pilkada serentak 2015, di Istana Kepresidenan, Selasa (24/2/2015).

Muhammad menuturkan, anggaran pemerintah daerah biasanya digunakan untuk memenangkan petahana atau bahkan sanak keluarganya yang maju dalam pilkada. Pos yang paling rawan bocor adalah alokasi dana bantuan sosial.

"Cara yang mereka gunakan di anggaran adalah dengan menggelembungkan dana bansos. Terus dana bansos itu ya buat pilkada supaya petahana menang. Permainan seperti ini memang sangat jelas," kata Muhammad.

Maka dari itu, lanjut dia, Bawaslu mengajak BPKP dan juga Inspektorat Kementerian Dalam Negeri untuk melakukan pengawasan khusus terkait hal tersebut. "Ini sudah sangat mengkhawatirkan dan waktu pilkada semakin dekat," ucapnya.

Seperti diketahui, pelaksanaan pilkada serentak tahap pertama akan dilakukan pada Desember 2015. Akan ada 272 pilkada yang dilakukan tahap pertama di mana pilkada yang dilakukan tahap pertama untuk mengganti kepala daerah yang habis masa jabatannya pada tahun 2015 hingga Juni 2016.

Untuk persiapan pilkada serentak itu, Muhammad mengaku Bawaslu sudah hampir selesai merampungkan perangkat aturan. Peraturan Bawaslu itu akan dikonsultasikan ke Dewan Perwakilan Rakyat bersama Komisi Pemilihan Umum. "Sekitar 90 persen siap," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com