Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Mayoritas Responden Nilai Jokowi Lamban dan Kurang Tegas Sikapi Kisruh KPK-Polri

Kompas.com - 24/02/2015, 15:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Survei Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan, mayoritas publik menganggap polemik Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Polri yang berkepanjangan dan belum selesai hingga saat ini merupakan akibat dari ketidaktegasan Presiden Joko Widodo.

"Survei menunjukkan bahwa sebesar 55,65 persen publik menyatakan bahwa Presiden Jokowi lamban dan kurang tegas dalam mengambil sikap soal Polemik KPK vs Polri," kata peneliti LSI Rully Akbar saat merilis hasil survei di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Rully mengatakan, keputusan Jokowi yang batal melantik Komjen Budi Gunawan sebagai kepala Polri dan mengajukan nama baru, yakni Komjen Badrodin Haiti, memang didukung oleh 70,29 persen publik. (baca: Survei LSI: 70 Persen Responden Dukung Jokowi Tak Lantik Budi Gunawan)

Namun, Jokowi yang sempat ragu dan lama mengambil keputusan membuat publik bertanya-tanya. Apalagi, keputusan Jokowi yang tak melantik Budi itu tidak langsung membuat kisruh kedua institusi penegak hukum tersebut berakhir.

Situasi ini, lanjut Rully, membuat publik merasa prihatin dengan kondisi hukum Indonesia pada era kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla. (baca: Survei LSI: 75 Persen Responden Percaya Ada Upaya Lemahkan KPK)

"Sebanyak 66,89 persen publik meyakini kondisi hukum saat ini lebih memprihatinkan," ucapnya. (baca: Survei LSI: 73 Persen Responden Nilai Wibawa Polri Merosot)

Survei ini dilakukan pada 20-22 Februari 2015, dengan menggunakan metode quickpoll. Jumlah responden sebanyak 1200 dengan metode mulitistage random sampiling. Margin of error plus minus 2,9 persen.

Sebelum mengumumkan keputusan, Presiden Jokowi dikritik berbagai pihak karena lambat mengambil sikap. (baca: "Masalah Ini Berawal dari Kesalahan Jokowi Sendiri...")

Dalam jumpa pers, Presiden mengatakan, pencalonan Budi Gunawan sebagai kepala Polri telah menimbulkan perbedaan pendapat di masyarakat. Untuk menciptakan ketenangan dan memenuhi kebutuhan Polri terkait kepemimpinan definitif, Presiden lalu mengajukan calon baru Kapolri kepada DPR, yakni Badrodin. (baca: Batal Lantik Budi Gunawan, Jokowi Usulkan Badrodin Haiti Calon Kapolri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

Nasional
Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

Nasional
Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

Nasional
Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

Nasional
Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

Nasional
Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

Nasional
Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

Nasional
Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

Nasional
PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

Nasional
Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

Nasional
Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

Nasional
PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

Nasional
Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com