Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Polhukam, Wakapolri, Kepala BNPT, dan Panglima TNI Rapat Bahas Masalah Poso

Kompas.com - 06/02/2015, 16:51 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pejabat negara berkumpul di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Jumat (5/2/2015) sore, untuk membahas masalah ancaman teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Mereka membahas sinkronisasi pengamanan di titik rawan ancaman teroris tersebut.

"Agendanya membahas Poso. Ini sinkronisasi kerja di lapangan saja," kata Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat tiba di kantor Kemenkopolhukam.

Moeldoko menuturkan, rapat akan membahas soal sinergi aparat keamanan di lapangan, khususnya dalam penyisiran kelompok teroris di wilayah pegunungan. Wilayah pegunungan itu kini menjadi tempat persembunyian sel-sel jaringan teroris. Saat ini, kata Moeldoko, ada sekitar 600-700 anggota Brimob yang baru yang ditempatkan di Poso.

"Nanti lihat perkembangan ke depannya kalau memang dari Brimob menghadapi hambatan medan nanti kita yang maju," ucap mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

Selain Moeldoko, hadir dalam pertemuan kali ini tersebut Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris Saud Usman Nasution, dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno.

Pada awal Januari 2015 ancaman teroris kembali terjadi di Poso. Tiga warga Poso yang berada di pinggir hutan tewas dibunuh kelompok teroris yang dipimpin Santoso. Kondisi tersebut menjadikan warga takut untuk beraktivitas di kebun. Meski demikian, aparat keamanan menjamin warga yang akan berkebun dengan memberikan pengawalan.

Saat ini seribuan personel keamanan gabungan masih berada di Kabupaten Poso untuk meringkus kawanan teroris yang jumlahnya sekitar 20 orang. Kelompok berbahaya tersebut saat ini masih bersembunyi di tengah hutan dengan kuas sekitar 60 kilometer persegi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com