Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ke-82 Jokowi-JK: Sanksi untuk Maskapai Penerbangan Nakal

Kompas.com - 05/02/2015, 10:51 WIB
Laksono Hari Wiwoho

Penulis

Pemerintahan Jokowi-JK telah genap 100 hari, Selasa (27/1/2015), sejak dilantik 20 Oktober 2014. Kebijakan strategis dan langkah politik dari para pejabat baru pemerintahan menjadi sorotan. Kompas.com hari ini menulis 100 artikel yang berisi kebijakan dan peristiwa menonjol yang terjadi dalam 100 hari pemerintahan baru dari hari ke hari.

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Di tengah suasana duka karena jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan memberikan sanksi kepada lima maskapai yang mengoperasikan penerbangan tanpa izin. Sanksi ini merupakan rentetan kebijakan dari Jonan setelah ia mengeluarkan larangan izin penerbangan bertarif murah.

Dalam jumpa pers di Kemenhub, Jumat (9/1/2015) sore, Jonan menyatakan, ada 61 penerbangan tanpa izin yang dioperasikan oleh lima maskapai tersebut. Kelima maskapai itu adalah Garuda Indonesia, Lion Air, Wings Air, TransNusa, dan Susi Air. Garuda, kata Jonan, melakukan pelanggaran atas empat penerbangan. Adapun Lion Air melakukan 35 pelanggaran, Wings Air 18 pelanggaran, TransNusa Aviation 1 penerbangan, dan Susi Air 3 penerbangan. (Baca: Jonan Beri Sanksi Lima Maskapai, 61 Penerbangan Dibekukan).

Keputusan Menhub itu mendapat beragam respons, baik pro maupun kontra. Beberapa hari kemudian, Kemenhub meralat keputusan itu. Garuda dan TransNusa Aviation batal diberi sanksi karena tidak terbukti melakukan pelanggaran. (Baca: Garuda dan TransNusa Aviation Tidak Jadi Diberi Sanksi).

Pada hari yang sama, isu tentang pergantian Kepala Polri mulai beredar. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo tentang calon-calon Kapolri.

Ada lima lima perwira tinggi Polri yang dianalisis oleh Kompolnas untuk menggantikan Sutarman yang akan pensiun pada Oktober 2015. Kelima perwira bintang tiga (komisaris jenderal/komjen) itu adalah Kepala Badan Pendidikan Polri Komjen Budi Gunawan, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Putut Eko Bayu Seno, Wakapolri Komjen Badrodin Haiti, Inspektur Pengawasan Umum Komjen Dwi Priyatno, dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Suhardi Alius. (Baca: Kepala Polri, Bintang Terang Mantan Ajudan).

Dari nama-nama calon kepala polri itu, nama Budi Gunawan mendapat sorotan paling besar. Mantan ajudan presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, itu diprediksi akan menjadi calon kuat pimpinan Korps Bhayangkara. Namun, siapa yang akan ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Kapolri itu masih jadi tanda tanya. Apalagi, Jokowi tak lagi melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi maupun Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan untuk menyeleksi calon Kapolri. (Baca: Presiden Jokowi Tidak Akan Libatkan KPK dan PPATK dalam Pemilihan Kapolri).

Sore itu juga, aksi penolakan terhadap pencalonan Budi Gunawan muncul di jagat maya. Melalui situs change.org, netizen membuat petisi online untuk menolak penunjukan Budi sebagai Kapolri. (Baca: Petisi Dorong Jokowi Batalkan Pencalonan Budi Gunawan Mulai Bergulir).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com