Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fadli Zon: Kalau Abraham Temui Pimpinan PDI-P, secara Etika Tidak Benar

Kompas.com - 04/02/2015, 13:43 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa Komisi III akan mengonfirmasi pertemuan antara petinggi PDI Perjuangan dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad pada masa Pemilu Presiden 2014. Jika pertemuan itu terjadi, maka hal itu bisa dianggap tidak benar dan berpotensi terjadi penyalahgunaan wewenang.

"Ini kan sebenarnya memang kalau etika tidak benar, kalau ada pertemuan. Ini bisa dikatakan abuse of power," kata Fadli di Kompleks Gedung Parlemen, Rabu (4/2/2015).

Fadli menambahkan, siang ini Komisi III akan bertemu dengan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto. Dalam pertemuan itu, Komisi III ingin mengonfirmasi bukti yang diakui oleh Hasto sebagai bukti pertemuan antara Abraham dan petinggi PDI Perjuangan.

Fadli menambahkan, selama ini KPK dikenal sebagai lembaga yang kuat. Ia khawatir kekuatan yang dimiliki KPK justru disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab di dalamnya. "Jadi, kalau kita lihat karena kekuatannya itu menjadi superpower. Jadi, orang-orangnya harus memang yang sudah teruji di KPK," katanya.

Cerita tentang dugaan lobi politik oleh Abraham itu terungkap dalam artikel di situs citizen journalism Kompasiana yang berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad". Melalui konferensi pers pada Kamis (22/1/2015), Hasto membenarkan isi artikel tersebut. Ia mengungkapkan bahwa telah terjadi pertemuan antara kekuatan politik pengusung Jokowi sebagai calon presiden dengan Abraham Samad beserta tim yang mengusungnya, sebanyak lebih dari lima kali. (Baca: Hasto Akui Pertemuan Abraham dengan Para Petinggi Parpol Bahas Cawapres).

Pertemuan antara Abraham dan Hasto tersebut juga telah dilaporkan ke Bareskrim Polri. Pelapor adalah Direktur Eksekutif KPK Watch M Yusuf Sahide. Pada Jumat (23/1/2015) lalu, Samad dilaporkan dengan tuduhan pelanggaran ketentuan Pasal 36juncto Pasal 65 Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Abraham telah membantah adanya lobi politik dengan elite partai pada masa Pilpres 2014. Ia mengakui bahwa dirinya pernah digadang-gadang menjadi calon wakil presiden bagi Joko Widodo (Baca: Bantah Pernyataan Hasto, Abraham Samad Merasa Difitnah). Namun, Abraham menyatakan tidak pernah berinisiatif menjadi cawapres. (Baca: Abraham Akui Dirinya Sempat Digadang-gadang Jadi Cawapres)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com