Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Adiningsih Janji Wantimpres Tidak Anut "Asal Bapak Senang"

Kompas.com - 03/02/2015, 14:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sri Adiningsih berjanji akan memimpin Wantimpres bekerja obyektif. Ia juga memastikan bahwa Wantimpres tidak akan menganut gaya kerja "asal bapak senang" sesuai dengan pesan dan tradisi yang diwariskan oleh Wantimpres periode sebelumnya.

"Pertimbangan yang diberikan tidak 'asal bapak senang', bisa sejalan, tapi yang jelas, kalau dipandang perlu dan baik tetap harus disampaikan," kata Sri, dalam acara serah terima anggota Wantimpres, di Gedung Wantimpres, Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Sri menuturkan, tradisi bekerja obyektif Wantimpres periode 2010-2014 yang dipimpin Prof Emil Salim akan terus dilanjutkan oleh Wantimpres periode 2015-2019.

"Kita akan lanjutkan tradisi tersebut, kita berkomitmen melanjutkan tradisi tersebut, bekerja bersama atau perorangan untuk memberi pertimbangan dan nasihat pada presiden," ucap Sri.

Tujuannya, kata Sri, adalah membantu Presiden Joko Widodo menjalankan agenda besar sesuai dengan visi dan misi Nawa Cita serta ideologi Pancasila dan Trisakti. Pekerjaan memberi pertimbangan pada Presiden Jokowi dapat dilakukan secara bersama-sama atau anggota Wantimpres secara perorangan.

Mengenai pembagian tugasnya, Sri membantu Presiden Jokowi memberikan pertimbangan ekonomi bersama tiga anggota Wantimpres lainnya, yakni Rusdi Kirana, Jan Darmadi, dan Suharso Monoarfa. Sementara bidang politik dipegang oleh Sidharto Danusubroto dan Abdul Malik Fajar, bidang pertahanan dan keamanan dipegang oleh Yusuf Kartanegara dan Subagyo HS, serta Hasyim Muzadi di bidang Kesejahteraan rakyat.

"Kita sudah bekerja cukup intensif, rapat membagi tugas sesuai bidangnya. Karena tidak ada yang ahli semuanya, karena kesadaran tersebut kita membagi sesuai kemampuan kita," pungkas Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com