Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Pesan dari Pertemuan Jokowi-Prabowo

Kompas.com - 01/02/2015, 08:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pesan yang ingin disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui pertemuannya dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berlangsung pada Kamis (29/1/2015) di Bogor.

Menurut Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Muradi, ada lima pesan yang ingin disampaikan Presiden melalui pertemuan tersebut.

"Saya melihatnya berbeda berkaitan dengan pertemuan Jokowi-Prabowo tersebut dibandingkan dengan perdebatan yang berkembang selama ini. Justru saya ingin menggarisbawahi bahwa ada pesan yang ingin disampaikan Jokowi dalam pertemuannya dengan Prabowo. Ada lima pesan yang saya tangkap dari pertemuan tersebut," kata Muradi melalui siaran pers yang diterima, Minggu (1/2/2015).

Pesan pertama, Jokowi ingin menyampaikan kepada partai politik pendukungnya yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) agar solid menyokong dia. Selama ini, menurut Muradi, Jokowi merasa hanya PDI Perjuangan yang menyokongnya dalam menanggapi masalah penundaan pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri.

"Partai lainnya cenderung wait and see, padahal masalah pemilihan Kapolri ini makin rumit dan butuh soliditas partai pendukung," ucap Muradi.

Kedua, Jokowi ingin menyampaikan pesan kepada menteri atau pejabat setingkat menteri yang berasal dari nonpartai untuk ikut memikirkan permasalahan pengangkatan Kapolri ini. Muradi menekankan kurangnya peran Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Panjaitan terkait hal ini.

Ia menilai Luhut sedianya bisa menunjukkan perannya dalam melakukan komunikasi politik. "Bukan isu apabila yang pontang-panting melakukan lobi dan menjadi penghubung antara Presiden dengan sejumlah pihak yang terkait dengan kekisruhan tersebut adalah Seskab, Andi Widjadjanto, dan Mensesneg Pratikno. Padahal, seharusnya ada juga Luhut Panjaitan, Kepala Staf Kantor Kepresidenan yang seharusnya melakukan komunikasi politik, sebagaimana yang menjadi deskripsi kerjanya," ucap Muradi.

Pesan lainnya yang ingin disampaikan Jokowi melalui pertemuan tersebut ditujukan kepada aliansi dan organisasi masyarakat sipil yang mendesak Presiden untuk berpihak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan tidak melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Muradi menilai, pertemuan Jokowi-Prabowo berimplikasi bahwa desakan masyarakat bisa saja menarik gerbong dukungan dari Prabowo. Jika terjadi, Muradi berpendapat bahwa dukungan ini justru bisa menjadi dilema.

"Artinya, Presiden Jokowi sudah menangkap pesan apa yang menjadi konsen dari koalisi masyarakat sipil tersebut dan biarkan Presiden memutuskan mana yang terbaik," kata dia.

Pesan keempat yang ingin disampaikan Presiden ditujukan kepada KPK dan Polri. Menurut Muradi, Jokowi cenderung ingin menegaskan bahwa akibat situasi yang tidak kondusif, masalah ketegangan antara KPK dan kepolisian akan berakhir pada transaksi di tingkat elite.

Hal ini bisa membawa kerugian lebih besar bagi KPK maupun Polri. "Sehingga akan lebih baik untuk fokus pada penuntasan permasalahan tersebut dalam konteks penegakan hukum," ujar Muladi.

Pesan lainnya ingin ditujukan Jokowi kepada DPR. Muradi mengatakan, Jokowi ingin menegaskan bahwa konstelasi politik dapat saja berubah bergantung pada kepentingan dan kemungkinan dukungan yang saling menguntungkan.

Melalui pertemuan itu, Jokowi mengantisipasi kemungkinan sejumlah fraksi mempermasalahkan apa pun langkah yang diambil Presiden.

"Mengingat Jokowi juga telah mengantisipasi kemungkinan itu dengan melakukan pertemuan dengan Prabowo. Hal ini dipertegas oleh Prabowo bahwa selama untuk kepentingan publik maka KMP menjamin akan mendukung. Artinya, pesan yang harus digarisbawahi bahwa perlu penekanan bahwa dukungan KIH harus tetap bulat pada Presiden apa pun pilihan Presiden Jokowi," ucap Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com