Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2015, 08:02 WIB

Oleh: Didit Putra Erlangga Rahardjo

JAKARTA, KOMPAS - Hanya dalam waktu tiga bulan sejak dilantik, Presiden Joko Widodo mampu mengalihkan dukungan rakyat menjadi kemarahan gara-gara penunjukan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polri, sementara pada saat yang berdekatan juga ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR dan dinyatakan lolos, kini pilihan bagi Joko Widodo tinggal melantiknya dan menghadapi kemarahan lebih besar lagi.

Penolakan atas Budi Gunawan sudah bergaung dengan petisi daring di situs Change.org yang digulirkan Kepala Divisi Hukum dan Monitoring Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho dan sudah mendapatkan 28.000 lebih pendukung. Petisi tersebut meminta agar Joko Widodo membatalkan pencalonan Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Puncaknya adalah munculnya tagar #ShameOnYouJokowi yang diramaikan para pengguna media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung sejak pemilihan presiden. Tagar ini sempat masuk ke daftar topik tren dunia meski hanya satu hari, yang berdasarkan analisis Topsy sudah disebut sebanyak 16.000 kali sejak pertama kali mengemuka pada Kamis (15/1).

Hal yang menarik, tagar ini sebelumnya dipakai oleh para pengguna yang dikenal memiliki posisi berseberangan dengan Joko Widodo. Tagar ini juga pernah mengemuka sewaktu Joko Widodo memutuskan untuk mengalihkan subsidi bahan bakar minyak dan berakibat pada unjuk rasa di sejumlah daerah. Tagar #ShameOnYouJokowi merupakan gubahan dari tagar #ShameOnYouSBY yang pernah dipakai untuk mengkritik kebijakan SBY terkait pemilihan kepala daerah oleh legislatif.

"Begitu banyak pendukung n relawan Jokowi yg suarakan penolakan terbuka thd BG. Mrk pemilih kritis, tak me-Nabi-kan JKW. Catat!" tulis @sahal_AS.

Ada pula akun @taufik_banten yang berkomentar bahwa tagar ini muncul karena Jokowi tak berdaya menghadapi tekanan partai politik dalam memutuskan calon Kapolri. Begitu pula akun @ekamara16 yang meminta Presiden untuk konsisten menerapkan pemerintahan yang dibangun dari akuntabilitas dan partisipasi publik.

"Selamat pagi pak jokowi... sudah cukup tidur? Nalar sudah sehat? Urat nyali dah balik? Semoga ada waktu utk baca headline kompas pagi ini..." tulis akun @yunartowijaya.

Sikap berbeda diambil oleh sebagian pengguna yang masih meyakini Jokowi melakukan hal yang terbaik. Menggunakan tagar #JokowiSide, jumlahnya kalah banyak dengan penyebutan 2.000 kali dalam durasi yang sama. Salah satunya akun @eka4liong dengan cuitnya "Paaakkk aku deg deg an lho menunggu action muu #JokowiSide #JokowiSide."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com