Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Kotak Hitam, Bagian Kokpit Juga Penting untuk Investigasi Kecelakaan AirAsia

Kompas.com - 14/01/2015, 10:04 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ony Soeryo Wibowo, menilai penemuan ekor pesawat AirAsia QZ8501 baru sebagian kecil komponen untuk keperluan investigasi kecelakaan. Untuk bisa mengetahui lebih lengkap informasi yang ada pada pilot dan co-pilot, harus didapatkan fisik ruang kokpit terlebih dahulu.

"Paling tidak kita harus dapatkan kokpit. Nanti ada tanda-tandanya. Paling tidak efek benturan kita tahu. Nanti kita cocokkan dengan cockpit voice recorder (CVR)," tutur Ony, Rabu (14/1/2015).

Menurut Ony, kokpit merupakan salah satu bagian terpenting, meskipun semua bagian pesawat dinilai sama-sama penting untuk kepentingan pemeriksaan. Dari kondisi kokpit, bisa diketahui kontrol-kontrol yang dilakukan oleh pilot dan co-pilot, seperti kontrol kecepatan saat terkena benturan atau hal lainnya. Hasil pemeriksaan fisik kokpit nantinya akan dicocokkan dengan perbincangan dari data black box.

Hingga saat ini tim SAR gabungan sudah menemukan ekor pesawat dan puing-puing lain dari pesawat tersebut. Ony berharap bahwa dalam waktu dekat, ruang kokpit dan badan pesawat atau kabin ditemukan.

Dari kondisi ekor pesawat yang telah dipotong menjadi enam bagian besar dan bagian-bagian kecil lainnya, Ony memperkirakan pesawat telah menimpa air dengan kecepatan yang cukup tinggi. Bagian lambung ekor didapatkan telah hancur dan mengalami patah di bagian atas. Adapun bagian vertical stabilizer atau sirip pesawat masih utuh.

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 saat ini disimpan di gudang Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Jika badan dan bagian lain pada pesawat ditemukan, maka juga akan ditampung di gudang tersebut sebelum dikirim ke Jakarta. KNKT di Jakarta akan memeriksa lebih lanjut bagian-bagian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com