SURABAYA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) memastikan tak memakai cairan kimia sebagai pengawet jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501.
"Kami tak menggunakan bahan kimia karena dapat merusak organ dalam jenazah," ujar Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Anton Castelani di kompleks Mapolda Jawa Timur, Selasa (6/1/2015).
Anton mengatakan bahwa tim DVI memakai lemari pendingin untuk menghambat proses pembusukan. Menurut Anton, lemari pendingin saja sudah cukup.
Anton mengakui kalau saat ini beredar informasi di publik bahwa DVI menggunakan cairan kimia untuk mengawetkan jenazah korban AirAsia. Sebab, kondisi jenazah yang diidentifikasi sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut.
Hingga Selasa malam, DVI sudah memastikan identitas 16 jenazah dari 37 jenazah yang berada di RS Bhayangkara Surabaya. Identifikasi jasad itu dilakukan berdasarkan pencocokan data antemortem dan posmortem.
Selain itu, masih ada 2 jenazah yang saat ini masih berada di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Rencananya, dua jenazah itu akan dikirimkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Jawa Timur, Rabu (7/1/2015) besok, untuk diidentifikasi.
Berdasarkan manifes yang dirilis Kementerian Perhubungan, pesawat berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC itu membawa 155 penumpang, yang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan 1 bayi. Selain itu, terdapat 2 pilot, 4 awak kabin, dan 1 teknisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.