"Setelah melihat dan berputar-putar dari Jayapura, kemudian Wamena, Jayawijaya kemudian ke Sorong, saya melihat tanah Papua ini merupakan tanah yang sangat kaya raya." ujar Jokowi.
Namun, Jokowi mengingatkan, tanah yang sangat kaya raya di Papua belum dapat menjamin kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Sebab, menurut Jokowi, jaminan kesejahteraan dan kemakmuran tidak hanya terletak pada kekayaan sebuah provinsi atau sebuah negara. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan Singapura, Korea, dan Jepang yang tidak memiliki kekayaan alam, tetapi negara tersebut sangat kaya raya.
Masyarakat Papua, khususnya Sorong, dapat sejahtera jika pemerintah daerah dan masyarakat serta pemangku-pemangku kebijakan dapat bekerja sama dengan baik. "Letaknya adalah bupati, gubernur, dan seluruh jajaran eksekutif dalam membuat kebijakan publik yang benar dan tepat. Hanya di situ saja," ujar Jokowi.
Presiden juga mengingatkan agar dapat menjaga serta mengelola kekayaan alam dengan baik. Ia kembali mencontohkan Indonesia pernah memiliki kekayaan minyak yang berlimpah ruah, tetapi tidak bisa menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
"Inilah yang saya titip kepada gubernur, bupati, wali kota untuk mengendalikan itu. Jangan sampai diobral-obral kekayaan kita," tuturnya.
Jokowi pun berpesan agar pemerintah daerah tidak mengobral izin dan lisensi supermarket ataupun minimarket. Sebab, kerap kali supermarket dan minimarket menjual sayur dan buah yang biasa dijual di pasar tradisional.
"Jika ada yang menjual sayuran, tegur saja. Biarlah mama-mama Papua yang berjualan sayur dan buah di pasar tradisonal," kata Jokowi.
Laporan wartawan Sonora, Lilik Setyowibowo