Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKPP: Papua Jadi Provinsi dengan Pengaduan Paling Banyak Selama Tahun 2014

Kompas.com - 18/12/2014, 13:30 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) menggelar seminar refleksi dan proyeksi kinerja selama 2014. Dalam refleksi tersebut, Provinsi Papua disebut sebagai provinsi dengan jumlah pengaduan terbanyak pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu selama tahun 2014.

"Provinsi Papua terbanyak dengan 121 kasus," anggota DKPP, Nur Hidayat Sardini, dakan seminar "Outlook 2015: Refleksi dan Proyeksi, di Gedung Auditorium Wicaksana, Jala Administrasi II, Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (18/12/2014).

Pengaduan pelanggaran kode etik paling banyak kedua adalah Sumatera Utara dengan 102 kasus, lalu diikuti oleh Jawa Timur dengan 58 kasus, Sumatera Selatan 44 kasus, dan Jawa Barat 40 kasus. Hidayat mengatakan, pada tahun 2014, Indonesia menggelar dua pemilihan umum dengan skala besar, yakni pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.

Dampak penyelenggaraan dua pemilu tersebut, mengakibatkan angka pengaduan dugaan pelanggaran yang diterima DKPP mengalami peningkatan yang cukup besar pada 2014 yakni sebanyak 885 pengaduan.

"Jumlah pengaduan terbanyak yang diterima Biro Sekretariat DKPP adalah pada bulan Mei 2014 yakni sebanyak 345 pengaduan," kata Hidayat.

Dari 885 pengaduan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu tersebut, hanya 328 perkara yang akhirnya disidangkan oleh DKPP.

Sementara itu, Ketua DKPP, Jimly Asshiddiqie dalam kesempatan yang sama mengatakan, bahwa kehadiran DKPP untuk meredam banyaknya konflik yang terjadi selama penyelenggaraan pemilu, untuk kemudian diselesaikan dengan cara-cara yang beradab di ruang sidang.

Jimly berharap pada tahun 2015, tidak ada lagi tunggakan perkara di DKPP. DKPP, kata dia, akan terus meningkatkan pelayanan DKPP dalam menyelesaikan perkara-perkara pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu.

"Kita tidak perlu berlama-lama dalam memutus perkara," kata Jimly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com