Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Pemerintahan Jokowi, Jemaat GKI Yasmin Ingin Ibadah Natal di Gereja Mereka

Kompas.com - 17/12/2014, 17:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pihak GKI Yasmin meminta kepolisian untuk memberikan jaminan keamanan untuk beribadah dalam perayaan Natal mendatang. Di awal pemerintahan baru, para jemaat ingin beribadah di gereja mereka pada 25 Desember 2014. Permintaan itu disampaikan melalui surat kepada Mabes Polri.

"Kami berharap pada tahun pertama pemerintahan Joko Widodo ini kami bisa jalankan ibadah di tanah kita yang sah," kata Jayadi Damanik, perwakilan GKI Yasmin, ketika dihubungi, Rabu (17/12/2014), seusai mendatangi Mabes Polri.

Damanik datang bersama beberapa orang lain dari Setara Institute dan LBH Jakarta. Selain membicarakan soal pengamanan ibadah Natal di GKI Yasmin, mereka juga membahas soal tindakan intoleransi di daerah lain.

Jayadi mengatakan, beberapa tahun terakhir pihaknya tidak pernah bisa merayakan Natal di Perumahan Taman Yasmin. Kepolisian setempat, kata dia, selalu mengatakan bahwa ada kelompok tertentu yang tidak setuju pihaknya merayakan Natal di Taman Yasmin.

"Itu argumen yang tidak sesuai dengan hukum. Berdasarkan pengalaman selama ini, orang-orang yang datang ke lokasi itu didatangkan dari luar Bogor. Ada yang dari Cianjur," ujarnya.

Akhirnya, selama ini jemaat GKI Yasmin dan jemaat dari gereja lain melaksanakan ibadah Natal di seberang Istana Merdeka. (Baca: Soal GKI Yasmin, Pemerintah Akan Jalankan Putusan MA)

Jayadi menambahkan, pihaknya khawatir pengalaman tahun-tahun sebelumnya terulang pada tahun ini. Untuk itu, pihaknya meminta perlindungan dari kepolisian.

"Tadi tanggapan kepolisian, tanpa diminta pun aparat punya kewajiban melaksanakan (pengamanan). Tadi kita diminta, selain kirim surat ke Mabes Polri, kirim surat juga ke kepolisian setempat supaya jangan ada alasan tidak tahu," ucapnya.

"Tahun ini kita ingin laksanakan ibadah di tanah kita yang sah. Sampai kapan kita rayakan di seberang Istana," pungkas Jayadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com