Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Calon Pimpinan KPK Dianggap Memiliki Mazhab yang Berbeda

Kompas.com - 04/12/2014, 18:01 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Benny Kabur Harman mengatakan bahwa kedua calon pimpinan KPK, yakni Busyro Muqoddas dan Robby Arya Brata, sama-sama telah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dengan baik. Keduanya memiliki cara masing-masing dalam memberantas korupsi.

"Dua calon ini sama-sama bagus, dengan dua mazhab. Yang satu (Busyro) dengan mazhab penindakan, dan satunya (Robby) dengan mazhab yang mengutamakan pencegahan," ujar Benny, di ruang Komisi III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Benny mengatakan, dua mazhab yang ditawarkan dua calon pimpinan tersebut sama-sama diperlukan dalam memberantas korupsi di Indonesia. Ada kalanya penindakan lebih dominan daripada pencegahan, namun ada kalanya juga pencegahan lebih diutamakan daripada penindakan. "Sehingga saya rasa harus dikombinasi," kata Benny.

Berdasarkan hal itulah, maka hingga saat ini Benny belum bisa memprediksi siapakah yang akan terpilih untuk menjadi wakil ketua KPK untuk menggantikan Busyro Muqoddas yang masa jabatannya berakhir pada 10 Desember mendatang. Komisi III masih perlu melakukan pembahasan lebih lanjut.

"Komisi III itu ada 53 kepala. Kita lihat nanti, sama-sama bagus," ucap politisi Partai Demokrat itu.

Dalam seleksi calon pimpinan KPK ini, Robby bersaing dengan calon pimpinan KPK, yaitu Busyro Muqoddas yang berusia 62 tahun. Saat ini Busyro menjabat sebagai Wakil Ketua KPK dan jabatan itu akan berakhir pada akhir tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com