Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Gagalnya Kesepakatan antara Aburizal dan Agung

Kompas.com - 02/12/2014, 15:47 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunandjar, mengakui tidak adanya titik temu antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono mengenai waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar.

Agun menjelaskan, dalam upaya rekonsiliasi yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, permintaan Aburizal tidak dapat disetujui oleh pihaknya. Aburizal setuju pelaksanaan munas pada 2015, tetapi digelar pada bulan Oktober. Waktu tersebut dinilai terlalu lama.

"Tapi, jangan bulan Oktober dong, jadinya ketua umum enam tahun sekali gantinya. Sepakat 2015, tapi Aburizal juga mau Munas Bali juga ada, ya bagaimana? Jadi, yang tidak mau kompromi itu siapa?" ujar Agun, saat ditemui di ruang kerja Fraksi Golkar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2014).

Selain meminta munas pada Oktober 2015, kata Agun, Aburizal juga meminta agar munas di Bali tetap dilaksanakan. Permintaan Aburizal tersebut akhirnya tidak dapat disetujui kubu Agung hingga akhirnya kesepakatan gagal dilakukan.

Agung sempat berada di Bali ketika munas digelar. Agung lalu bertolak ke Jakarta pada Senin (1/12/2014) siang atau pada hari kedua pelaksanaan munas. Namun, ia mengaku keperluannya di Bali bukan terkait munas.

"Sebenarnya mau pulang sekarang atau nanti, tidak ada pengaruhnya. Saya memang tidak ada urusannya dengan munas ini," kata Agung sebelum meninggalkan hotel. (Baca: Ingin Bertemu Agung Laksono, Akbar Tandjung Minta Tolong Priyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com