Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Berpesan TKI di Mesir Hati-hati

Kompas.com - 30/11/2014, 20:37 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab keluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Mesir dan negara lainnya melalui telekonferensi di Kompleks Istana Negara, Minggu (30/11/2014).

Salah satu keluhan yang disampaikan para TKI di Mesir tersebut adalah tidak adanya perlindungan hukum terhadap TKI. "Keberadaan kami di sini tanpa perlindungan hukum di samping tak ada undang-undang di Mesir yang mengakui pekerja asing," kata perwakilan TKI Mesir.

Atas keluhan ini, Jokowi mengakui tidak adanya perlindungan hukum bagi TKI di Mesir. Pasalnya, Mesir bukan negara tujuan penempatan TKI, dan pemerintah tidak menjalin kontrak kerjasama dengan Mesir terkait TKI. Oleh karena itu, Jokowi hanya berpesan kepada TKI di Mesir untuk berhati-hati selama mengadu nasib di sana.

Ia pun meminta para TKI di Mesir tetap melaporkan kepada perwakilan pemerintah Indonesia di sana jika menemui masalah.

"Saya titip ya, hati-hati karena memang perlindungan hukum yang ada, tidak bisa kita berikan satu per satu karena memang ada masalah, dan kita berharap nantinya apabila ada masalah-satu satu dua tiga, segera disampaikan kepada kita agar bisa selesaikan masalah itu. Sekali lagi, di Mesir memang tanpa perlindungan hukum, kita titip hati-hati," ucap Jokowi.

Kepada Jokowi, salah seorang TKI di Mesir juga mengungkapkan banyaknya TKI ilegal di sana. Menurut data para TKI, ada 2000 lebih warga negara Indonesia yang kini bekerja di Mesir.

Sementara yang resmi tercatat, kata dia, hanya 860 orang. Perwakilan TKI di Mesir ini juga mengaku sebagai korban penipuan oknum-oknum di berbagai negara.

"Kami dijanjikan di daerah penempatan TKI, tapi kami dikirim dengan harga 4.000 hingga 5.000 dollar AS per orang untuk diperkerjakan di sektor rumah tangga. Keberadaan kami tanpa perlindungan hukum karena tidak ada kontrak kerja," tutur perwakilan TKI Mesir yang tidak menyebutkan namanya itu.

Para TKI pun meminta Jokowi untuk menindaktegas jaringan perdagangan orang. Presiden juga diminta meningkatkan sosialisasi di Indonesia mengenai prosedur pemberangkatan TKI yang benar.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nusron Wahid mengakui banyaknya TKI ilegal di Mesir. Mereka, kata Nusron, biasanya masuk ke Mesir dengan menggunakan visa turis, visa sekolah, liburan, umroh atau haji.

Terkait dengan perlindungan hukum ini, Nusron mengatakan bahwa hal tersebut menjadi tanggung jawab Kementerian Luar Negeri. "Kita tidak ada hubungan diplomatik ke depan karena dia (Mesir) bukan daerah tujuan, kan repot, dia gak punya perjanjian kerja. Solusinya itu di Bu Menlu," ucap Nusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com