Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Dinilai Tepat di Bawah Kementerian, Pernah Terjadi Tahun 1960

Kompas.com - 29/11/2014, 16:40 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Guru Besar Universitas Pertahanan Said Salim mengatakan, institusi Polri bisa saja berada di bawah kementerian. Ia menjelaskan, hal tersebut juga pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1960.

"Kita tidak tahu apakah itu cukup efektif atau tidak. Tapi, melihat tentara juga di bawah menteri, sebaiknya polisi juga di bawah menteri," ujar Salim, saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/11/2014).

Salim menjelaskan, pada tahun 1960, pemerintah memiliki Kementerian Keamanan Nasional. Kementerian yang dipimpin oleh Jenderal Nasution tersebut membawahi Polri, Kejaksaan Agung, Direktorat Jenderal Imigrasi, serta lembaga-lembaga lainnya yang berhubungan dengan keamanan.

"Saya kira pola yang sama bisa dipakai, tetapi TNI tetap berada di bawah Kementerian Pertahanan. Nanti (perwira) Polri juga bisa ditunjuk sebagai menteri," kata Salim.

Sebelumnya, dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengusulkan Polri berada di bawah kementerian. Selama ini, Polri memang berada langsung di bawah Presiden. Karena itu, menurut Ryamizard, posisi Polri selama ini cukup merepotkan Presiden, yang juga harus mengerjakan tugas-tugas kenegaraan lainnya.

Sebagai contoh, di negara-negara lain, kepolisian juga berada di bawah kementerian. Meskipun demikian, ia tidak dapat memutuskan sendiri pendapatnya tersebut. Ryamizard mengatakan, memindahkan Polri di bawah kementerian adalah kewenangan Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com