Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator Asal Bali Minta Golkar Jamin Keamanan Bali Selama Munas

Kompas.com - 28/11/2014, 16:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Bali, I Wayan Gede Pasek Suardika, menilai keraguan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdjiatno atas terselenggaranya Munas Golkar di Bali perlu dijawab oleh Golkar sendiri. Karena itu, Golkar diminta untuk bisa menjaga kondisi tetap kondusif selama munas berlangsung.

"Problemnya di situ. Bisa enggak Golkar itu menjaga rasa aman? Kalau bisa, mau munas sepuluh kali di Bali juga enggak apa-apa," ujar Pasek di Kompleks Parlemen, Jumat (28/11/2014).

Pasek mengaku setuju terhadap surat Menko Polhukam yang meminta polisi tidak memberikan izin bagi diselenggarakannya Munas Golkar. Menurut dia, Bali adalah tujuan wisata yang diminati banyak orang sehingga keamanannya harus dijamin.

Namun, Pasek berharap surat tersebut tidak berdampak pada gagalnya Munas Golkar yang diselenggarakan di Bali. Sebab, jika munas gagal maka itu sama saja mengurangi keuntungan yang didapatkan masyarakat Bali dari kunjungan peserta munas partai berlambang beringin tersebut.

"Kalau ada kegiatan meeting di Bali yang pasti menghadirkan banyak orang, tentunya itu kan menggairahkan pariwisata lokal. Kalau hotel penuh kan ada pajak hotel dan restoran," ujar senator yang juga mantan anggota DPR asal Fraksi Partai Demokrat ini.

Oleh sebab itu, selain kemampuan Golkar untuk tidak berulah selama munas, Pasek berpendapat bahwa kepolisian setempat juga menjadi kunci. Kepolisian, lanjut dia, mesti memberikan jaminan bahwa suatu acara bisa berjalan lancar dengan melakukan sejumlah langkah preventif.

Berkaca pada pengalaman pertemuan akbar partai politik di pulau dewata itu, Pasek belum menemukan fakta terjadi kerusuhan besar sehingga membuat pariwisata terganggu. 

"Pernah sih dulu ada sekali kongres yang bermasalah, Partai Bintang Reformasi. Ada yang ditusuk di Sanur. Tapi, selain itu saya rasa relatif aman," ujar Pasek.

Sebelumnya, Menko Polhukam Tedjo Edhy meminta kepolisian untuk tidak memberikan izin pelaksanaan Munas IX Partai Golkar di Bali pada 30 November 2014. Menurut Tedjo, pemerintah lebih memilih untuk menjaga nama baik Indonesia, mengingat Bali merupakan tujuan pariwisata utama bagi turis asing. (Baca: Menko Polhukam: Saya Sarankan Polri Tak Beri Izin Munas Golkar di Bali)

Sikap Tedjo itu lalu menuai kritik dari internal Golkar maupun elite parpol Koalisi Merah Putih. Ia dianggap mencampuri urusan internal Golkar. Setelah dikritik, Tedjo meluruskan bahwa ia hanya berupaya mengingatkan akan kemungkinan buruk jika Munas Golkar digelar di Bali akhir tahun ini. (Baca: Menko Polhukam: Saya Hanya Mengingatkan, Kok Dianggap Bersalah?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com