JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat tidak khawatir lapangan pekerjaan di Indonesia semakin sempit jika kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan pada 2015 mendatang. Menurut JK, MEA justru membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk mencari lapangan kerja di tempat lain.
JK menilai mustahil jika warga dari negara yang tingkat kesejahteraannya lebih tinggi datang untuk mencari pekerjaan di Indonesia yang standar gajinya lebih rendah dari negara asal mereka.
"Justru banyak terjadi orang Indonesia kerja di tempat lain karena tidak pernah ada aliran orang dari yang besar gajinya, gajinya yang tinggi, ke gaji yang rendah. Mana mungkin Singapura serbu kita untuk cari kerja? Yang ada Indonesia serbu mereka cari kerja. Jadi, menguntungkan bagi kita cari kerja," kata JK saat membuka Konferensi Besar Fatayat XV Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (21/11/2014).
Tema konferensi Fatayat NU kali ini terkait dengan strategi menghadapi MEA dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). JK juga menyebut MEA justru memperbesar pasar Indonesia. Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah bersama-sama dengan masyarakat mempersiapkan diri menghadapi MEA. Pemerintah, kata JK, akan membuat ekonomi dan energi lebih efisien dan produk lebih murah.
"Masyarakat ASEAN itu akan punya optimis menguntungkan, jadi semuanya akan punya dampak-dampak positif, tentu juga ada negatifnya, tapi bisa dilalui dengan baik. Itulah harapan yang dalam konferensi ini bisa dibicarakan hal-hal positif," ujar JK.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana sebelumnya menilai bahwa saat ini sejumlah pihak mengkhawatirkan Indonesia akan banyak dirugikan apabila MEA diimplementasikan. Beberapa negara ASEAN akan gencar mempromosikan untuk berinvestasi di pasar tunggal ASEAN.
Padahal, yang dipromosikan sebenarnya adalah pasar Indonesia. Ini mengingat pasar ASEAN bertumpu pada pasar Indonesia karena hampir setengah populasi ASEAN yang berjumlah 550 juta orang berada di Indonesia. Oleh karena itu, siapa yang menguasai pasar Indonesia, berarti menguasai pasar ASEAN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.