Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mana Mungkin Singapura Serbu Kita untuk Cari Kerja? yang Ada Indonesia Serbu Mereka"

Kompas.com - 21/11/2014, 19:41 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat tidak khawatir lapangan pekerjaan di Indonesia semakin sempit jika kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai diberlakukan pada 2015 mendatang. Menurut JK, MEA justru membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia untuk mencari lapangan kerja di tempat lain.

JK menilai mustahil jika warga dari negara yang tingkat kesejahteraannya lebih tinggi datang untuk mencari pekerjaan di Indonesia yang standar gajinya lebih rendah dari negara asal mereka.

"Justru banyak terjadi orang Indonesia kerja di tempat lain karena tidak pernah ada aliran orang dari yang besar gajinya, gajinya yang tinggi, ke gaji yang rendah. Mana mungkin Singapura serbu kita untuk cari kerja? Yang ada Indonesia serbu mereka cari kerja. Jadi, menguntungkan bagi kita cari kerja," kata JK saat membuka Konferensi Besar Fatayat XV Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Tema konferensi Fatayat NU kali ini terkait dengan strategi menghadapi MEA dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). JK juga menyebut MEA justru memperbesar pasar Indonesia. Sekarang, tinggal bagaimana pemerintah bersama-sama dengan masyarakat mempersiapkan diri menghadapi MEA. Pemerintah, kata JK, akan membuat ekonomi dan energi lebih efisien dan produk lebih murah.

"Masyarakat ASEAN itu akan punya optimis menguntungkan, jadi semuanya akan punya dampak-dampak positif, tentu juga ada negatifnya, tapi bisa dilalui dengan baik. Itulah harapan yang dalam konferensi ini bisa dibicarakan hal-hal positif," ujar JK.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana sebelumnya menilai bahwa saat ini sejumlah pihak mengkhawatirkan Indonesia akan banyak dirugikan apabila MEA diimplementasikan. Beberapa negara ASEAN akan gencar mempromosikan untuk berinvestasi di pasar tunggal ASEAN.

Padahal, yang dipromosikan sebenarnya adalah pasar Indonesia. Ini mengingat pasar ASEAN bertumpu pada pasar Indonesia karena hampir setengah populasi ASEAN yang berjumlah 550 juta orang berada di Indonesia. Oleh karena itu, siapa yang menguasai pasar Indonesia, berarti menguasai pasar ASEAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

Nasional
PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com