"Dari lima negara yang akan dibebaskan visanya, yang akan dieksekusi paling cepat dua yakni Tiongkok dan Jepang," kata Arief Yahya di Jakarta, Rabu (19/11/2014).
Selain Tiongkok dan Jepang, tiga negara yang akan diperlakukan serupa yakni Korea Selatan, Rusia, dan Australia.
Menpar memastikan seluruh instansi terkait termasuk Menkumham dan Menlu hadir untuk menyepakati pembebasan visa lima negara itu.
"Tiongkok dan Jepang itu selama ini pasar yang besar pariwisata kita," katanya.
Sebagai upaya percepatan pemberlakuan kebijakan itu, pihaknya akan meningkatkan pelayanan berupa Visa on Arrival (VOA) bagi turis dari lima negara itu segera setelah pembebasan visa berlaku.
Ia menambahkan negara-negara itu telah memberikan respon yang positif terhadap rencana pembebasan visa ke Indonesia.
"Soal dampak kunjungan wisatawan, tidak akan serta merta karena saya yakin akan ada periode tunggu setidaknya selama enam bulan sejak ini diberlakukan. Tapi kami sudah sounding dan tanggapan mereka positif," katanya.
Sebelumnya pemerintah sepakat memberikan akses bebas visa kepada sejumlah negara untuk mendongkrak kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.
Dengan pembebasan visa ini diharapkan ada tambahan masuk 500.000 wisatawan mancanegara ke Indonesia setiap tahun.
Pemerintah memang menyadari di satu sisi, dengan kebijakan bebas visa masuk ini penerimaan negara dari pungutan visa sebesar 25 dolar AS per wisatawan hilang.
Namun potensi penerimaan devisa dari kedatangan para wisatawan ini diperkirakan akan jauh lebih besar daripada potensi pendapatan visa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.